KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan transmisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dari ibu ke anak ada setiap tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa kasus anak dengan HIV berusia di bawah 4 tahun memiliki jumlah 1,9 persen.
"Ini menandakan bahwa transmisi (HIV) dari ibu ke anaknya ini masih terjadi di Indonesia," kata Imran, seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (30/11/2023).
Baca juga: 10 Rekomendasi Penanganan HIV/AIDS dari PB IDI
Kemenkes mencatat ada sebanyak 910 kasus HIV pada anak dengan usia di bawah empat tahun pada 2019.
Setelahnya secara berturut-turut data tersebut mencatat 617 kasus pada 2020, 501 kasus pada 2021, dan 639 kasus pada 2022.
Lalu, ada 557 kasus anak di bawah umur mengidap HIV tercatat pada Januari hingga September 2023.
"Berarti upaya kita untuk bisa memutuskan mata rantai penularan masih perlu kita giatkan lagi, karena kasihan anaknya kalau (ibunya) tidak melalukan pencegahan," ujarnya.
Untuk itu, Kemenkes telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi penularan HIV dari ibu ke anak, seperti pencegahan, surveilans, penanganan kasus, serta usaha promosi kesehatan.
Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena Monkeypox, Begini Penjelasan Ahli
Salah satu di antaranya, yaitu melalui skrining, di mana saat ini skrining HIV/AIDS bisa dilakukan secara mandiri.
Imran menjelaskan pihaknya tengah menggencarkan upaya skrining, termasuk skrining mandiri guna menjangkau populasi kunci yang pada saat ini tidak diidentifikasi dengan jelas.
"Kita buka akses pada masyarakat, sehingga mereka bisa cek sendiri status mereka masing-masing menggunakan skrining mandiri," terangnya.
Kemenkes juga melalukan upaya pelacakan HIV/AIDS terutama pada ibu hamil untuk dapat menanggulangi kasus anak dengan HIV/AIDS yang ditularkan melalui ibunya.
"Saat ini skrining HIV pada ibu hamil ada sekitar 60 persen kita lakukan, namun dari sekitar 60 persen, yang positif dan bisa kita menindaklanjuti itu jauh di bawah harapan," bebernya.
Baca juga: Mengenal Cincin Vagina untuk Pencegahan HIV/AIDS
Sehingga, Imran mengatakan bahwa pihaknya perlu membuat berbagai upaya agar ibu hamil yang terdeteksi HIV bisa segera ditindaklanjuti.
"Karena kita memang melihat bahwa tantangan paling besar adalah kalau dites kemudian positif, dan dia (ibu dengan HIV) tidak merasa ada masalah itu akan susah dia menyampaikannya kepada keluarga," ungkapnya.
Tantang tersebut, ucap Imran, diperparah dengan berbagai macam tantangan lainnya, seperti infrastruktur yang kurang memadai, adanya stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV (ODHIV), serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pemangku kebijakan terkait, termasuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi dan praktisi, masyarakat, komunitas, swasta, serta media untuk dapat bersama-sama menanggulangi HIV/AIDS.
Baca juga: 14 Cara untuk Mencegah Komplikasi HIV yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.