KOMPAS.com - Gegar otak bisa membuat kita mengalami masalah terkait fisik, fungsi kognitif, tidur, serta emosi dan perasaan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, gegar otak merupakan jenis cedera otak traumatis.
Gegar otak terjadi ketika cedera di kepala membuat otak bergerak atau terpelintir di dalam tengkorak.
Penyebab gegar otak adalah sesuatu yang menyentak atau mengguncang tubuh.
Baca juga: Justin Hubner Terkena Gegar Otak, Kenali Penyakit Apa Itu...
Kekuatan yang cukup kuat dapat membuat otak kita bergerak maju mundur atau ke samping dan merusaknya.
Kita tertimpa air terjun dengan arus yang sangat kuat, kecelakaan kendaraan motor, perkelahian, dan cedera olahraga di kepala. Itu semua bisa memicu gegar otak.
Satu kali gegar otak biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak permanen.
Namun, mengalami beberapa kali gegar otak selama hidup dapat mengubah struktur otak atau cara kerjanya, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang bisa terjadi pada penderita gegar otak.
Baca juga: Ciri-ciri Gegar Otak pada Orang Dewasa dan Anak
Yang pertama terjadi jika kita gegar otak adalah saraf serta pembuluh darah di otak meregang dan terluka.
Kondisi itu akan menyebabkan perubahan kimia yang membuat otak kita berhenti bekerja sebagaimana mestinya untuk sementara waktu.
Otak kita akan secara otomatis mengalihkan semua energi untuk menyembuhkan diri setelah cedera.
Otak kita akan mengirimkan sinyal ke tubuh agar memperlambat langkah dan menghindari aktivitas.
Saat itulah, gejala gegar otak akan muncul.
Jadi, gegar otak adalah cara otak memberi tahu kita untuk beristirahat sejenak sambil memulihkan diri.
Lalu, gejala gegar otak yang muncul bisa memengaruhi kondisi fisik, fungsi kognitif, tidur, serta emosi dan perasaan kita.
Baca juga: Faktor Risiko Gegar Otak, dari Kecelakaan Olahraga hingga Non-olahraga
Gejala gegar otak pada fisik bisa meliputi berikut:
Gejala gegar otak terkait fungsi kognitif bisa meliputi:
Tubuh kita memiliki siklus tidur alami yang diatur oleh otak. Siklus itu disebut ritme sirkandian.
Dalam siklus itu, otak memberi tahu tubuh kapan hrus merasa mengantuk dan kapan harus bangun.
Ketika mengalami gegar otak, siklus normal itu bisa terganggu dengan memunculkan gejala sebagai berikut:
Baca juga: Efek Gegar Otak yang Bisa Dialami Marc Marquez
Gegar otak bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosional kita, dengan gejala yang muncul seperti:
Geger otak membutuhkan diagnosis dokter ahli. Jadi, jika kita mengalami benturan kepala dan merasakan gejala seperti di atas, kita harus segera periksa ke dokter ahli.
Dikutip dari WebMD, pengobatan gegar otak jarang memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sehingga, bisa menjalani rawat jalan di rumah.
Para ahli menyarankan untuk mendapatkan perawatan medis lanjutan dalam waktu 24 hingga 72 jam, jika gejala gegar otak memburuk.
Ada tiga fase pemulihan gegar otak, yaitu fase pertama adalah waktu dari cedera hingga gejala mulai hilang.
Fase kedua, di mana gejala seharusnya membaik dan kita bisa mulai meningkatkan aktivitas fisik dan mental secara bertahap.
Fase ketiga adalah fase pemulihan penuh. Pemulihan penuh bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun biasanya dianggap 30 hari, dan bagi mereka yang berusia di atas 18 tahun adalah 14 hari.
Namun, tingkat keparahan gejala gegar otak kita memengaruhi seberapa cepat kita akan pulih.
Baca juga: Tanda-tanda Otak Bermasalah yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.