KOMPAS.com - Dokter bidang patologi klinik subspesialisasi penyakit infeksi, dr. Theresia Novi, Sp.PK, Subsp.P.I (K) membenarkan bahwa HMPV bukan virus baru dan sudah lama beredar.
Pada Senin (6/1/2025), Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadiki memberikan pertanyaan secara resmi bahwa HMPV sudah lama ada di Indonesia.
Hal itu dilakukan setelah ramai dibicarakan bahwa kasus HMPV di China mengalami peningkatan setelah lima tahun pandemi Covid-19.
Faktanya, infeksi HMPV seperti flu biasa yang musiman dan meningkat saat musim dingin.
"Virus HMPV sudah ada sejak 2001 dan merupakan penyakit musiman. Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang," ujar Novi dalam rilisnya pada Jumat (10/1/2025).
Ia lanjut mengatakan, "Jika melihat kasus-kasus sebelumnya, tingkat kematian akibat HMPV juga tergolong rendah."
Baca juga: IDI Sebut 3 Kondisi yang Memungkinkan Indonesia Kena HMPV
HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan, seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat, yang bisa sembuh dengan perawatan sederhana.
Kasus dengan gejala berat, seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, bisa juga terjadi, tetapi sangat jarang.
Berdasarkan data Cleveland Clinic tahun 2023, hanya sekitar 5-16 persen anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut.
Menurut suatu artikel tinjauan sistemik dari Xin Wang, dkk di Lancet Global Health pada 2021, tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1 persen.
Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah ketika dibandingkan dengan seluruh jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Berikut beberapa contoh kasus infeksi yang telah lama ada dan dipantau secara konsisten oleh berbagai negara:
Oleh karena itu, ia berpesan agar masyarakat tidak perlu panik, tetapi penting untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap penting untuk menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” jelas dokter yang mengisi di aplikasi dan situs web kesehatan Halodoc.
Baca juga: HMPV Tidak Berpotensi Pandemi, Risiko Fatal Lebih Rendah dari Covid-19
Merespons kekhawatiran masyarakat terhadap infeksi HMPV, Novi menyarankan masyarakat untuk melakukan cara-cara efektif bseperti berikut untuk meningkatkan imun tubuh.
Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi HMPV:
"Jika Anda merasakan gejala seperti batuk atau demam, tidak perlu panik. Konsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas seperti pereda nyeri atau dekongestan. Jika mengalami gejala berat, seperti kesulitan bernapas, napas cepat, dan sesak dada, atau demam tinggi, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut," terang Novi untuk mengobati infeksi HMPV.
Baca juga: Waspada HMPV: Anak dan Lansia Jadi Kelompok Paling Rentan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.