Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan Jika Keracunan Makanan?

Kompas.com - 19/01/2025, 18:26 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com-Keracunan makanan disebabkan penanganan, memasak, atau penyimpanan makanan yang tidak tepat.

Semua makanan secara alami mengandung sejumlah kecil bakteri. Namun, dalam kondisi tertentu, bakteri dapat berkembang biak hingga jumlah yang cukup besar untuk menyebabkan penyakit.

Parasit, virus, racun, dan bahan kimia juga dapat mencemari makanan dan menyebabkan penyakit.

Kondisi keracunan makanan sebenarnya bisa dicegah dengan selalu menjaga kebersihan bahan, alat yang digunakan, dan tangan saat mengolah dan menyimpan makanan.

Namun, jika ternyata seseorang mengalami keracunan makanan, apa yang harus dilakukan? 

Pertolongan pertama keracunan makanan

Seperti ditulis Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, pertolongan pertama pada keracunan makanan diawali dengan mengidentifikasi gejala keracunan seperti sakit kepala, mual di perut, tubuh menjadi dingin dan lemah. Biasanya, gejala ini muncul beberapa saat setelah makan atau minum sesuatu.

Setelah itu, segera minum air mineral sebanyak mungkin. Air kelapa muda juga terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat beracun. Selanjutnya, jika korban keracunan makanan terasa ingin muntah, segera muntahkan .

Namun, jika tidak terasa ingin muntah, korban keracunan makanan sebaiknya beristirahat hingga kondisi membaik.

Jika kondisi tidak membaik dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala yang lebih parah, maka harus segera ditangani oleh ahli medis.

Baca juga: Kenali 10 Gejala Keracunan Makanan, di Antaranya Mual dan Diare

Gejala keracunan makanan

Keracunan makanan memiliki beberapa gejala. Dilansir dari Mayo Clinic, gejala keracunan makanan bervariasi tergantung pada sumber kontaminasi, meliputi:
• Diare, yang mungkin berdarah
• Mual
• Sakit perut
• Muntah
• Dehidrasi
• Demam ringan (kadang-kadang)

Jika mengalami dehidrasi parah, seseorang bisa merasakan:
• Pusing atau hampir pingsan, terutama saat berdiri.
• Kelelahan.
• Urine berwarna gelap.
• Frekuensi buang air kecil menurun.
• Rasa haus yang sangat.

Kemungkinan sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi tergantung pada jenis organisme, jumlah paparan, usia, dan kondisi kesehatan seseorang.
Baca juga: Ketahui Cara Mengatasi dan Mencegah Keracunan Makanan

Pengobatan

Dilansir dari berbagai sumber, seseorang yang keracunan makanan sebaiknya banyak minum cairan seperti minuman olahraga atau air untuk mencegah dehidrasi.

Cara minumnya jangan terlalu cepat karena dapat memperburuk mual dan muntah. Sebaiknya ambil sedikit demi sedikit dalam jangka waktu beberapa jam.

Selain itu, selalu perhatikan buang air kecil. Buang air kecil harus dilakukan secara teratur, dan urine sebaiknya berwarna terang dan jernih. Urine gelap yang sesekali keluar adalah tanda dehidrasi. Pusing dan hampir pingsan juga merupakan gejala dehidrasi. Jika mengalami gejala ini dan tidak bisa minum cukup cairan, segera cari perhatian medis.

Seseorang yang keracunan makanan juga sebaiknya menghindari obat antidiare karena dapat memperlambat pengeluaran organisme atau racun dari tubuh. Jika ragu, konsultasikan dengan tenaga medis.
Baca juga: 12 Komplikasi Keracunan Makanan yang Harus Diwaspadai

Kapan harus mencari bantuan medis?

Seseorang yang keracunan makanan harus segera mencari bantuan medis jika mengalami:
-Gejala parah, termasuk sakit perut yang hebat atau diare berair yang berubah menjadi sangat berdarah dalam waktu 24 jam.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau