KOMPAS.com - Kita mungkin sudah pernah mendengar pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mendiagnosis kondisi medis tertentu yang butuh pencitraan detil. Kenali kapan pemeriksaan ini dibutuhkan dan apa saja kelebihannya.
MRI adalah tes pencitraan medis yang menghasilkan gambar terperinci dari struktur internal dalam tubuh manusia, termasuk otak, jantung, organ perut, otot, pembuluh darah, ligamen, dan tulang. Pemindai MRI menghasilkan gambar-gambar ini menggunakan alat yang agak mengejutkan: gelombang radio dan magnet yang kuat.
MRI pada dasarnya digunakan untuk mendiagnosis dan mengkarakterisasi penyakit setelah tanda dan gejala lain muncul, namun dokter membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
Penerapan teknologi ini dalam dunia medis sudah dimulai sejak tahun 1970-an, setelah peneliti medis asal Amerika Serikat, Dr.Raymond Damian menemukan bahwa jaringan kanker dan jaringan sehat memberikan sinyal yang berbeda dalam pencitraan resonansi magnetik nuklir.
Baca juga: Aplikasi Kesehatan Berbasis AI Dukung Penentuan Diagnosis dan Pemerataan Pelayanan
Pada tahun 1977, Damadian berhasil melakukan pemindaian MRI pertama kali pada manusia, dan pada awal 1980-an, MRI mulai digunakan secara luas dalam dunia medis. Sejak saat itu, teknologi ini terus berkembang dengan resolusi gambar yang lebih baik, waktu pemindaian yang lebih cepat, dan aplikasi yang semakin luas dalam diagnosis penyakit.
MRI digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi medis yang tidak dapat terlihat dengan jelas melalui pemeriksaan lain seperti rontgen atau CT scan.
Beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan MRI termasuk gangguan pada otak dan saraf, masalah pada tulang belakang (termasuk saraf kejepit), gangguan jantung dan pembuluh darah, deteksi dan pemantauan kanker, hingga pemeriksaan organ internal, termasuk gangguan organ reproduksi seperti endometriosis dan miom.
Generasi terbaru alat MRI
MRI 1,5 Tesla merupakan teknologi pencitraan medis terbaru yang memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat mengenai kondisi tubuh pasien.
Dengan kekuatan magnet 1,5 Tesla, alat ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi yang mampu mendiagnosis berbagai kondisi medis seperti saraf kejepit (HNP), robekan ligamen, bahkan organ dalam seperti sistem reredaran darah pada otak, sistem saluran empedu, dan organ dalam yang penting lainnya.
Baca juga: Mengapa Makin Tua Makin Gampang Nyeri Punggung
Alat MRI 1,5 Tesla ini juga dilengkapi dengan fitur canggih yang mampu meminimalkan ketidaknyamanan bagi pasien selama proses pemindaian. Proses pemeriksaan relatif lebih cepat dengan design alat dan ruangan yang nyaman, sehingga pasien juga dapat merasakan kenyamanan selama prosedur pemeriksaan berlangsung.
Alat MRI tersebut kini telah hadir di Rumah Sakit Jakarta yang berada di kawasan Sudirman Jakarta.
“Dengan hadirnya alat MRI 1,5 Tesla ini, kami berharap dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pasien dalam mendapatkan diagnosis yang tepat dan cepat. Teknologi ini adalah langkah besar dalam memperbarui sistem diagnostik yang kami miliki dan memastikan pelayanan medis yang lebih akurat dan efisien," kata dokter spesialis bedah saraf Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS dalam acara talkshow yang diadakan RS Jakarta (27/2).
Baca juga: Jenis Pemeriksaan Kesehatan untuk Usia 30 Tahun ke Atas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.