KOMPAS.com - Stroke hemoragik merupakan salah satu jenis stroke.
Menurut American Stroke Association, stroke hemoragik terjadi sekitar 13 persen dari kejadian stroke.
Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah pecah di dalam atau di dekat otak.
Baca juga: Tafsir Hukum Mahfud MD di Tengah Riuh Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi...
Pecah pembuluh darah kurang umum menjadi penyebab kejadian stroke daripada penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik).
Stroke iskemik terjadi sekitar 87 persen dari semua kejadian stroke.
Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang stroke hemoragik, yang meliputi penyebab, gejala, dan penanganannya.
Baca juga: Titiek Puspa Alami Pecah Pembuluh Darah, Kenali Kondisi Tersebut
Stroke hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengalami pendarahan.
Ketika stroke hemoragik terjadi, darah terkumpul di jaringan otak.
Hal itu bersifat racun bagi jaringan otak yang menyebabkan sel-sel di area tersebut melemah dan mati.
Baca juga: Eks Karyawan Diana Ungkap Gaji Dipotong Rp 10.000 jika Shalat Jumat, padahal Upah Per Hari Rp 80.000
Dikutip dari Cleveland Clinic, pendarahan akibat pembuluh darah pecah mengganggu sirkulasi normal di otak dan mencegah organ vital manusia ini mendapatkan darah serta oksigen yang dibutuhkannya untuk berfungsi sebagaimana mestinya.
Kondisi itu juga menambah tekanan ekstra di dalam otak, yang dapat merusak atau membunuh sel-selnya.
Saat itu terjadi gejala stroke hemoragik bisa muncul dan memburuk dengan cepat.
Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang
Jika tidak mendapatkan pertolongan medis segera, stroke hemoragik sering kali menyebabkan kerusakan otak permanen dan bisa berakibat fatal.
Semakin cepat seseorang didiagnosi dan diobati, semakin besar kemunginannya untuk selamat dari stroke hemoragik.
Setiap detik sangat berarti untuk penderitanya.
Oleh karenanya, stroke hemoragik dianggap sebagai keadaan darurat medis yang mengancam jiwa.
Baca juga: Apakah Pecah Pembuluh Darah Seperti Titiek Puspa Berisiko Stroke? Ini Ulasannya...
Stroke hemoragik menyebabkan banyak gejala yang dapat mencakup hal berikut:
Setiap orang bisa mengalami gejala stroke hemoragik berbeda-beda, tetapi hampir selalu muncul segera setelah stroke terjadi.
Jika Anda merasakan gejala stroke seperti di atas, Anda perlu segera dibawa ke unit gawat darurat.
Baca juga: Cara Mencegah Stroke Selama Libur Lebaran Menurut Ahli Gizi IPB
Ada dua perawatan utama untuk stroke hemoragik, yaitu penggunaan obat-obatan dan pembedahan.
Ada banyak obat yang bisa diberikan oleh dokter untuk mengobati stroke hemoragik.
Obat-obatan tersebut bekerja utamanya untuk pembekuan darah atau mengatur tekanan darah.
Baca juga: UGM Pastikan Ijazah Joko Widodo Valid, Siap Jadi Saksi di Pengadilan
Pembekuan darah adalah cara alami tubuh untuk menghentikan pendarahan. Sehingga, dokter bisa memberikan obat yang berfungsi memicu pembekuan darah.
Sementara, menjaga tekanan darah pada tingkat yang aman dapat memperlambat pendarahan otak.
Hal ini juga dapat membantu darah membeku dengan aman dan menutup pembuluh darah yang rusak.
Baca juga: Mahfud MD: UGM Bukan yang Palsukan Ijazah Jokowi, Tak Perlu Lagi Terlibat
Pendarahan akibat pecah pembuluh darah akan memberi tekanan yang terlalu besar pada jaringan otak.
Dokter mungkin perlu membedah untuk membuang darah berlebih dan mengurangi tekanan yang menumpuk di otak.
Selain dua cara di atas, penderita stroke juga membutuhkan rehabilitasi.
Dalam rehabilitasi, pasien akan mendapatkan beberapa terapi yang akan berusaha membangun fungsi yang sempat hilang.
Seorang pasien mungkin perlu mendapatkan kembali kemampuan atau menyesuaikan diri dengan disabilitas yang kini dimiliki.
Terapi dalam perawatan stroke hemoragik bisa meliputi terapi wicara, fisik, okupasi, atau kognitif.
Demikianlah ulasan mengenai penyebab, gejala, dan penanganan stroke hemoragik yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Terkena Penyakit Stroke? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.