KOMPAS.com - Tekanan darah rendah memang kurang populer dibandingkan tekanan darah tinggi. Meski menyebabkan keluhan pusing dan lemas, tetapi orang yang menderita tekanan darah rendah atau hipotensi biasanya tidak merasa kondisinya berbahaya seperti halnya hipertensi.
“Secara statistik mereka dengan tekanan darah rendah malah berusia lebih panjang. Boleh dibilang tekanan darah rendah justru menguntungkan,” ungkap Dr. Djoko Maryono, SpPD, SpJP, FIHA, FACC, ahli penyakit jantung dari RS Pusat Pertamina Jakarta.
Tekanan darah rendah yang tidak menimbulkan keluhan tidak perlu buru-buru diobati. Atlet-atlet top dunia kerap ditemukan mempunyai tekanan darah rendah dan denyut nadi lambat. Tak heran sejumlah ahli berpandangan tekanan darah rendah justru menjadi tanda tubuh sehat.
Tekanan darah rendah memang tidak membuat kita berisiko terkena penyakit jantung atau pun stroke. Namun jika tekanan darah rendah ini dipadu dengan kolesterol tinggi, kondisi ini tidak menguntungkan untuk kesehatan pembuluh darah.
“Kadar kolesterol yang tinggi harus tetap diturunkan. Pasalnya, kolesterol tinggi di dalam darah bila bertemu dengan radikal bebas akan membentuk plak di pembuluh darah. Pembuluh darah akan menjadi sempit. Hasilnya, tekanan darah berubah menjadi tinggi,” terangnya. Dengan demikian risiko terkena penyakit jantung dan stroke pun ikutan menjadi tinggi.
Dibutuhkan beberapa faktor untuk mendatangkan penyakit jantung dan pembuluh darah. “Kalau punya beberapa faktor sekaligus, kita jadi lebih berpotensi untuk sakit jantung atau terkena stroke,” ujar Dr. Djoko . Sebagaimana diketahui riwayat penyakit di keluarga, usia, jenis kelamin, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok dan kegemukan adalah faktor-faktor yang bisa memicu penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.