Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Infeksi Jamur di "Miss V"

Kompas.com - 27/07/2015, 11:45 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Health

KOMPAS.com- Hampir semua wanita pernah punya masalah dengan infeksi jamur di vagina. Apa yang harus dilakukan ketika mengalaminya?

"Infeksi jamur termasuk umum dialami wanita karena jamur hidup di kulit dan sekitar vagina," kata Melissa Goist, MD, ahli kebidanan dari Ohio State University Wexner Medical Center. Ketika terjadi gangguan keseimbangan alami bakteri baik di vagina, jamur Candida tumbuh berlebihan. Saat itulah terjadi sensasi gatal dan panas yang mengganggu.

Berikut ini fakta mengenai infeksi jamur yang perlu diketahui wanita.

Gejalanya mirip penyakit lain
Sebuah studi menemukan setidaknya 11 persen wanita yang belum pernah mengalami infeksi jamur dapat mengenali gejala-gejalanya. Sementara riset lain menemukan wanita yang mengira dirinya terkena infeksi ternyata hanya sepertiga yang benar-benar mengalaminya.

Mengapa demikian? Karena ada kesamaan dengan gejala penyakit lain. Bila mengalami infeksi jamur, Anda mungkin mengalami rasa terbakar, gatal, sakit ketika berhubungan seks dan mengeluarkan cairan putih tak berbau yang kental.

Namun ketika cairan itu berbau, gejala itu bisa jadi penyakit bakterial vaginosis (BV) dan bila terjadi hanya terbakar dan panas ketika buang air kecil, gejala itu berarti infeksi saluran kencing.

Pertama mengalaminya? Konsultasilah dengan dokter
"Ketika pertama mengalami gejala infeksi jamur, segeralah berkonsultasi ke dokter karena bila ternyata gejala itu bukan infeksi jamur, mengobati sendiri dapat menjadikan radang memburuk," kata Dr. Goist.

Seorang dokter akan membantu mengatasi masalah dengan memberi resep  untuk mengatasi jamur berupa obat antijamur dan salep pengurang radang. Setelah itu, Anda akan diberi tahu apa yang harus dihindari agar si jamur tak kambuh lagi.

Tak perlu produk untuk mencegahnya
Ahli kebidanan menyebut vagina seperti "oven yang membersihkan diri sendiri". Itu karena vagina tidak memerlukan cairan pembersih, parfum atau aneka produk lain untuk membersihkan dirinya. "Bukannya membantu mencegah infeksi jamur, produk pembersih justru menyebabkan ketidakseimbangan bakteri baik di vagina yang membuat Anda jadi rentan terkena infeksi jamur," katanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau