Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2015, 17:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika membawa bayi pulang ke rumah, ibu kerap cemas dan tak percaya diri mengasuh anak pertamanya. Seminggu setelah pulang, sebaiknya ibu kembali untuk berkonsultasi dengan dokter.

"Saya kerap bertemu dengan ibu yang punya 101 pertanyaan seputar bayinya. Kebanyakan ibu merasa tak percaya diri saat harus mengasuh sendiri bayinya di rumah. Terlebih lagi, bayi yang dilahirkan prematur. Untuk itu, sebaiknya seminggu setelah pulang, ibu kembali berkonsultasi dengan dokter," ujar Dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K), ahli perinatologi dari Divisi Ilmu Kesehatan Anak, FKUI.

Secara umum, bayi yang terlihat nyaman tidak mengalami masalah serius sehingga ibu tak perlu cemas. Ibu memang sebaiknya memperhatikan berat badan dan kesehatan bayi. Menurutnya, lazim terjadi bayi baru lahir kehilangan berat badan beberapa hari pertama setelah lahir. Untuk itu, ibu perlu menyusui sesering mungkin. Jika bayi mulai mengalami kenaikan berat badan di usia lebih dari satu atau dua minggu, tidak masalah bagi ibu menunggu bayi bangun untuk disusui.

"Tetapi bila bayi mengalami kesulitan bernapas, kejang, demam lebih dari 37,5 derajat atau suhu kurang dari 36,5 derajat Celcius, tidak mau atau sulit minum, diare, minum sedikit setiap lima jam dan malas bangun, kotoran mata banyak, tali pusat bernanah dan berdarah, bayi kuning setelah usia dua minggu, menangis berkepanjangan, sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter," tuturnya. 

Sebelum pulang, ibu sebaiknya belajar memandikan bayi dengan suster sampai benar-benar terampil. Perlu dipastikan pula agar bayi punya kemampuan mengisap ASI yang bagus. "Ini penting agar bayi tidak mengalami dehidrasi," katanya.

Tak ada yang lebih baik dari ASI untuk memberi nutrisi bayi normal dan prematur. "Dalam tempo 24 jam mereka harus minum ASI. Masalahnya, tak semua ibu bayi prematur cukup sehat untuk memberikan ASI. Untuk itu, dibutuhkan donor ASI yang terjamin dan bebas penyakit," papar Dr. Rinawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau