Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2015, 07:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Banyak anak tetap jajan sembarangan meski telah dibawakan bekal oleh orangtua atau ada jajanan di kantin sekolah. Padahal, jajanan di luar sekolah  belum terjamin keamanan dan kebersihannya.

Oleh karenanya, orangtua dan guru sebaiknya memberikan informasi kepada anak cara memilih jajanan yang sehat.

Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia Ahmad Syafiq mengungkapkan bagaimana mengenali jajajan anak yang sehat dan tidak sehat.

“Jajanan sehat itu tidak tercemar, tidak rusak secara fisik, dan aman dari bahaya kimia,” kata Syafiq di sela-sela acara Gerakan Nusantara Frisian Flag Indonesia (FFI) di SD Bubutan IV, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/11/2015).

Dalam buku edukasi gizi Gerakan Nusantara dijelaskan, ciri-ciri jajanan tidak sehat antara lain warna makanan terlalu mencolok, rasanya sangat tajam, misalnya sangat gurih dan ada rasa pahit.

Dari sisi kebersihan, makanan disimpan di tempat terbuka, berdebu, dan banyak lalat. Makanan juga hanya dibungkus dengan kertas bekas atau koran bekas. Sementara bentuknya bisa sangat kenyal, keras, gosong, dan berbau kurang enak.

Adapun kriteria makanan sehat, yaitu aman dari bahaya fisik, seperti bebas dari debu, pasir, rambut, dan kuku. Kriteria kedua yaitu, aman dari bahan kimia. Misalnya, tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, maupun penyedap rasa yang berlebihan atau tidak sesuai dosis yang dianjurkan. Kemudian, makanan juga disimpan ditempat yang bersih, tidak berbau, dan kemasannya tidak rusak.

Akibat dari konsumsi jajanan yang tidak sehat, anak-anak bisa mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, mual, muntah, diare, susah buang air besar, hingga berdampak pada gangguan konsentrasi di sekolah.

Untuk itu, dalam program Gerakan Nusantara pun membuat Kantin Sehat di sekolah dan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lebih dari itu, anak-anak di sekolah dasar juga diberi edukasi mengenai gizi seimbang. “Bekal pengetahuan gizi penting supaya anak bisa memilih makanan sehat,” jelas Syafiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau