JAKARTA, KOMPAS.com - Aterosklerosis merupakan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat adanya penumpukan plak. Masalah ini tak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan serangan jantung jika penumpukan plak terjadi di pembuluh darah jantung.
Konsultan kardiovaskular dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Eka Ginanjar, SpPD menjelaskan, terbentuknya plak yang mengeras disebabkan oleh penumpukkan lemak dan zat lainnya di dinding pembuluh darah selama bertahun-tahun.
Lantas, apakah plak tersebut bisa dihilangkan? "Sampai saat ini belum ada satu pun metode yang dapat meluruhkan atau menghilangkan plak sehingga plak berkurang di pembuluh darah," ujar Eka dalam talkshow Prodia "Berdenyut Sampai Usia Lanjut" di Jakarta, Sabtu (21/5/2016).
Mengenai terapi kelasi yang disebut-sebut bisa meluruhkan plak, menurut Eka, belum terbukti manfaatnya.
Walau di beberapa klinik sudah menawarkan terapi ini, tetapi sebenarnya terapi kelasi masih kontroversial dan belum diakui secara internasional.
Sejauh ini tidak ada makanan, minuman, maupun obat-obatan, yang direkomendasikan untuk menghilangkan plak. "Banyak pasien yang sudah minum segala macam untuk meluruhkan plak, tetap bisa kena serangan jantung. Itu karena plaknya sebenarnya masih ada," katanya.
Adanya penyempitan pembuluh darah bisa diketahui lewat pemeriksaan angiografi. Jika diketahui ada penyempitan, dokter akan melakukan metode pemasangan stent atau ring untuk melebarkan kembali pembuluh darah.
Selain itu, bisa juga dilakukan operasi bypass jika pembuluh darah yang menyempit cukup banyak. Tujuannya untuk mencegah terjadinya serangan jantung.
Menurut Eka, penumpukan plak di pembuluh darah hanya bisa dicegah. Pencegahannya yaitu dengan menghindari faktor risiko terjadinya aterosklerosis, seperti merokok, konsumsi makanan banyak lemak, dan kurang olahraga.
Faktor risiko yang tidak bisa dicegah hanyalah faktor bertambahnya usia. Jika sudah berusia di atas 50 tahun, kemudian punya hobi merokok dan kadar kolesterol tinggi, risiko percepatan penumpukan plak lebih tinggi. Hal ini bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung dan berisiko pada kematian.
Eka menyarankan, konsumsilah makanan sehat yang bisa memperbaiki metabolisme tubuh, yaitu dengan banyak makan sayur dan buah. Konsumsi makanan sehat bisa menghambat atau menghentikan proses penumpukan plak. Jika menerapkan gaya hidup sehat sejak kecil, risiko aterosklerosis pun semakin kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.