Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Farid Eka Wahyu Endarto
Dokter Klinik Universitas Negeri Malang

Seorang dokter di Universitas Negeri Malang yang hobi berpetualang, menjelajahi alam. Di luar pekerjaan, adalah seorang suami dan ayah yang sangat mencintai keluarga. Berusaha untuk terus berbagi dan membantu orang menjaga kesehatan dengan cara yang santai dan mudah dipahami. Selaras dengan motto "Sehat adalah sebuah kebebasan tertinggi." - Henri Frederic Amiel

Mengenal Enzim Ghrelin dan Pengaruhnya terhadap Obesitas

Kompas.com - 04/01/2025, 15:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

OBESITAS telah menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di dunia mengalami kelebihan berat badan dan lebih dari 650 juta di antaranya menderita obesitas.

Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.

Selain faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat, hormon-hormon tubuh, termasuk enzim ghrelin, juga memainkan peran penting dalam mengatur berat badan.

Ghrelin, sering disebut sebagai "hormon lapar," berfungsi untuk merangsang rasa lapar dan mengatur asupan makanan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai enzim ghrelin, pengaruhnya terhadap obesitas, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola kadar ghrelin demi mencegah obesitas.

Apa itu Ghrelin?

Ghrelin adalah hormon yang diproduksi terutama di perut, meskipun juga dapat ditemukan di bagian tubuh lainnya, termasuk otak.

Hormon ini berfungsi untuk merangsang rasa lapar dengan memberi sinyal ke otak untuk meningkatkan keinginan makan.

Ghrelin bekerja dengan mengaktifkan pusat rasa lapar di hipotalamus, yang memicu dorongan untuk makan.

Kadar ghrelin biasanya meningkat beberapa jam sebelum makan, menyebabkan seseorang merasa lapar dan mendorongnya untuk makan lebih banyak.

Selain berperan dalam regulasi rasa lapar, ghrelin juga berfungsi dalam pengaturan metabolisme tubuh.

Beberapa penelitian menunjukkan ghrelin dapat memengaruhi penyimpanan lemak dan pembakaran kalori, yang menjadikannya faktor penting dalam pengelolaan berat badan.

Penyebab obesitas dan Hubungannya dengan ghrelin

Obesitas adalah kondisi kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang buruk hingga faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat.

Kadar ghrelin yang tinggi dapat menjadi salah satu faktor penyebab obesitas, karena ghrelin meningkatkan rasa lapar dan cenderung membuat seseorang makan lebih banyak.

Dalam kondisi normal, kadar ghrelin biasanya akan menurun setelah makan, yang membantu mengontrol rasa lapar.

Namun, pada individu dengan obesitas, kadar ghrelin dapat tetap tinggi, meskipun mereka telah makan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki sensitivitas yang lebih rendah terhadap ghrelin, yang berarti mereka merasa lapar lebih sering dan lebih sulit untuk mengontrol nafsu makan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau