Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2016, 08:07 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com –
Menyebut pengobatan modern terbaru, kebanyakan orang merujuk Singapura sebagai salah satu negara tujuan. Sebaliknya, banyak  orang kerap menganggap China hanya punya pengobatan tradisional.

Padahal, pengobatan modern di China pun sudah berkembang pesat dan sistem medisnya telah mendapat pengakuan dunia. Harga yang relatif lebih terjangkau, jadi "bonus" tambahan untuk pengobatan modern ke sana.

Di Negeri Tirai Bambu tersebut bahkan sudah ada pusat pengobatan modern, seperti di BoAo yang berada di pulau Hainan. Di kota-kota besarnya, Beijing dan Guangzhou misalnya, sejumlah terobosan pengobatan modern juga terus bermunculan.

(Baca: "Bypass" Lambung... Mematahkan Mitos Diabetes Tipe 2 Tak Bisa Sembuh)

Pemerintah China telah pula mengemas konsep yang menggabungkan pariwisata dan pengobatan, pola yang sebelumnya lekat dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan India. Pengembangan konsep ini di China pada 2013 menggunakan anggaran senilai 16 miliar dollar AS.

Jangan dulu terbayang gambaran kota-kota China yang kecil dan penuh sesak seperti dalam film dengan latar negara ini. China juga bukan cuma Tembok Besar atau lapangan Tiananmen. BoAo, misalnya, punya pantai putih menghampar, rutin menjadi lokasi forum diplomasi internasional, dan memiliki lahan 106.000 hektar hanya untuk wisata medis.

Penyakit yang bisa mendapatkan penanganan medis terbaru—dengan sejumlah terobosan teknologi paling modern—di China juga beragam, mulai dari diabetes, kanker, penyakit saraf degeneratif, dan jantung.

(BacaDiakui Dunia... "Bypass" Lambung, Metode Standar Pengobatan Diabetes Tipe 2)

Tidak tanggung-tanggung, bisnis kesehatan dari luar negeri pun diberi keleluasaan untuk ikut berpartisipasi. Bahkan, ada rencana pemberian pajak yang rendah bagi peralatan medis dan obat-obatan impor. Artinya, pengobatan modern di China juga bisa menggunakan peralatan dan obat terbaik yang beredar di dunia.

Berobat ke China

Penelitian yang dipublikasikan Stanford University pada 2013 mengungkapkan, wisata medis di dunia menjaring pendapatan sampai 438,6 miliar AS dollar, atau 14 persen dari total pendapatan sektor pariwisata secara global. Rata-rata, setiap tahun angka kunjungan wisata medis naik 9 persen.

Kawasan wisata medis Asia, termasuk China, bahkan mencatatkan pertumbuhan rata-rata 20 persen peningkatan kunjungan wisatawan jenis ini. Meski baru memulai konsep wisata medis pada 2012, China pun sudah masuk daftar negara dengan pelayanan medis terbaik menurut Forbes pada tahun itu.

Thinkstock Ilustrasi pasien di rumah sakit

Menurut Forbes, China menarik kedatangan wisatawan medis karena dukungan peralatan berteknologi tinggi, terobosan pengobatan stem cell, metode pengobatan efektif seperti bypass lambung untuk diabetes tipe 2, dan harga yang terjangkau.

“Pengobatan di China menarik konsumen internasional. Segala persiapannya pun telah matang,” ungkap Lin Junxiong sebagai penanggung jawab sekaligus CEO Norgen Health, badan konsultasi kesehatan khusus untuk pengobatan ke China.

Saat ini, fokus layanan medis di China juga sudah mengarah pada pengobatan untuk penyakit-penyakit berat. Operasi bypass lambung untuk diabetes tipe 2, misalnya, telah menjadi standar resmi di negara itu sejak 2014, mendahului pengakuan lembaga internasional seperti publikasi The American Diabetes Association (ADA).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau