Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Vonis Diabetes Tipe 2, Jangan Ketakutan Dulu!

Kompas.com - 21/06/2016, 04:55 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Saat seseorang divonis terkena diabetes, seringkali ia dihantui berbagai macam ketakutan. Hidup pun terasa tak lagi menyenangkan karena keharusan, mulai mengonsumsi obat seumur hidup, olahraga rutin, hingga disiplin menjaga pola makan.

“Kalau sudah menderita diabetes, rasanya jadi serba salah. Pengidap dengan fungsi liver dan ginjal yang lemah, misalnya, sudah pasti tidak bisa memenuhi aturan itu,” kata Profesor Huang Zonghai dari Asia-Pacific Bariatric & Metabolic Surgery Center, dalam acara sharing bersama pasien diabetes yang diadakan oleh Norgen Health Indonesia, di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Meski memiliki fungsi liver dan ginjal normal, pengidap diabetes belum tentu juga bisa memenuhi segala keharusan tersebut. Konsumsi obat berkepanjangan juga bisa membuat jenuh.

Cerita Sihol Manulang, misalnya, bisa jadi gambarannya. Dia didiagnosa mengidap diabetes pada 1998. Agar penanganannya tepat, Sihol berkonsultasi pada dua dokter, yaitu untuk penyakit dalam dan ahli gizi.

Awalnya, kata Sihol, obat yang diberikan dokter-dokter itu rutin dikonsumsi. Tak hanya obat apotek, obat tradisional pun dia jajal demi mendapatkan kesembuhan. Sayangnya, ia tak kunjung mendapati kadar gula darah yang normal lagi.

"Lama kelamaan, saya jenuh dan malas minum obat," aku Sihol, dalam acara yang sama.

Cerita yang sama datang dari Tapian Manulang. "Saya pun seperti itu. Akhirnya, jadwal minum obat jadi bolong-bolong. Karena itulah, kadar gula darah semakin tak terkontrol," kata dia.

Melalui pengalaman itu, Sihol dan Tapian sadar bahwa sulit sekali menjaga pola hidup sebagai pengidap diabetes tipe 2. Lalu, mereka mencari alternatif lain, yaitu operasi bypass lambung. (Baca: "Bypass" Lambung... Mematahkan Mitos Diabetes Tipe 2 Tak Bisa Sembuh)

"Saya suka baca. Melalui informasi di internet, saya dapatkan bahwa operasi bypass lambung bisa menyembuhkan diabetes tipe 2. Teknologi ini bahkan sudah menjadi pengobatan standar yang diakui organisasi internasional," ungkap Sihol.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Para pasien pengidap diabetes tipe 2 sharing dengan Profesor Huang Zonghai dari Asia-Pacific Bariatric & Metabolic Surgery Center pada acara yang diselenggarakan Norgen Health Indonesia, Sabtu (18/6/2016).

Meski begitu, Sihol tak serta-merta percaya. Dia pun terus menggali informasi sampai akhirnya tahu rumah sakit yang bisa melakukan operasi tersebut.

"Saya lihat di China bisa. Namun, saya bingung bagaimana caranya (ke sana). Saya cari jasa konsultasi di Indonesia untuk pengobatan medis di sana. Ketemulah dengan Norgen Health," lanjut Sihol.

Cerita yang sama, lagi-lagi diungkap Tapian. Mereka berdua akhirnya berangkat dengan layanan Norgen Health ke China pada Maret 2016. Hanya dengan perawatan selama tiga hari, termasuk operasi bypass lambung, mereka pun terlepas dari bayang-bayang diabetes tipe 2.

Di Indonesia

Tak terbayang sebelumnya bagi Sihol dan Tapian bisa kembali memiliki kadar gula darah normal setelah mendapat vonis diabetes tipe 2. Terlebih lagi, bayangan komplikasi akibat diabetes terus memenuhi kepala mereka sesaat setelah mendapat vonis itu. (Baca: Jangan Buang Waktu, Diabetes Tipe 2 Masih Bisa Sembuh!)

"Syukur, berat badan saya tadinya 87 kilogram, kini 70 kilogram. Kadar gula darah saat puasa sebelum operasi adalah 350 mg/dl. Setelah operasi, (kadarnya) turun menjadi 113 mg/dl," ujar Tapian.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau