KOMPAS.com - Kondisi tubuh kita memang sangat dipengaruhi oleh hormon. Walau jumlahnya sangat sedikit, tapi ketidakseimbangan atau kekurangan hormonal bisa menimbulkan berbagai gejala tidak nyaman.
Statistik menunjukkan, 80 persen wanita menderita berbagai gangguan akibat ketidakseimbangan hormonal. Biasanya akibat kekurangan hormon estrogen dan progesteron. Sementara pada pria, kekurangan hormon testosteron atau kelebihan kadar estrogen di tubuhnya akan memicu sederet masalah.
Ketidakseimbangan hormonal tersebut sering diabaikan. Berikut adalah 5 tanda hormon dalam tubuh mengalami ketidakseimbangan:
1. Kualitas tidur terganggu
Kurang tidur atau insomnia merupakan efek samping paling umum dari gangguan hormonal. Pada pria, hal ini bisa menjadi tanda kadar testosteron rendah. Level testosteron mencapai puncaknya saat tidur setelah tiga jam.
Pada wanita, kadar progesteron yang rendah juga bisa membuat kualitas tidur malam berkurang. Sebelum wanita mengalami haid, terjadi perubahan hormonal di tubuhnya, termasuk penurunan progesteron dan berpengaruh pada kontrol suhu tubuh. Kondisi ini mengurangi durasi tidur REM.
2. Berkeringat di malam hari
Ketidakseimbangan hormonal bukan hanya membuat sulit tidur malam tapi juga tubuh gampang berkeringat. Penurunan progesteron pada wanita membuat terjadi dominasi estrogen dalam tubuh. Gejalanya adalah keringat di malam hari, serangan rasa panas, dan berat badan bertambah.
Sementara itu, berkeringat di malam hari pada pria biasanya akibat rendahnya level testosteron. Seiring bertambahnya usia, di atas usia 40 tahun pria kehilangan satu persen testosteron pertahun.
3. Kelelahan
Kurang tidur memang bisa membuat kita kelelahan keesokan harinya. Tetapi, tetap merasa lelah setelah tidur selama 8 jam bisa menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal.
Selain itu, ada juga penyebab lain dari kelelahan itu, misalnya kadar insulin yang tinggi akibat kondisi resistensi insulin (fase awal terjadinya diabetes). Terlalu banyak mengonsumsi gula dan karbohidrat yang disosoh seperti tepung, nasi, atau roti, juga menyebabkan fluktuasi gula darah. Hal tersebut membuat kita menjadi lelah, cemas, dan gangguan mood.
4. Libido rendah
Kurangnya minat melakukan hubungan seksual bisa menandakan kadar estrogen rendah pada wanita dan kadar testosteron rendah pada pria. Penurunan estrogen bisa terjadi menjelang masa menopause. Gejala lain yang menyerasi adalah vagina menjadi kering dan nyeri saat bersenggama.
5. Jerawat kronik
Satu dua jerawat yang muncul di sekitar periode menstruasi adalah hal yang normal. Sebaliknya, jerawat yang tidak juga pergi meski sudah memasuki usia dewasa, bisa menandakan adanya masalah hormonal.
Kelebihan hormon androgen, alias hormon pria, di tubuh pria dan wanita bisa menyebabkan kelenjar minyak di kulit berlebihan memproduksi minyak. Akibatnya, pori-pori akan tersumbat dan menyebabkan jerawat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.