Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Hubungan Kebersihan Mulut dengan Penyakit Jantung?

Kompas.com - 18/03/2017, 15:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber POP SUGAR

KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun dokter sudah menduga hubungan antara kesehatan mulut dan jantung. Saat ini sudah ada bukti bahwa  hubungan antara kesehatan mulut dan seluruh tubuh itu lebih besar dari yang sudah diketahui.

Studi terbaru menemukan mereka yang punya masalah gusi berisiko lebih besar menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung atau diabetes.

Meskipun para dokter sudah membuktikan hubungan antara kesehatan tubuh dan kebersihan gigi, masih ada pertanyaan bagaimana kebersihan mulut mempengaruhi kesehatan seluruh tubuh dan mengapa kebiasaan sehat paling dasar yaitu menggosok gigi dapat meningkatkan kesehatan tubuh kita.

1. Mulut adalah medan pertempuran awal melawan penyakit
Setiap hari kita menjalani rutinitas menjaga kebersihan mulut agar bersih dari kuman. Menggosok gigi mencegah penimpunan yang dapat menyebabkan infeksi gusi. Jika kita abai dengan kebiasaan sehat itu dan terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh memerangi infeksi itu menyebabkan gusi menjadi radang yang bisa terus berlanjut, kecuali kita dapat membuat infeksi itu terkontrol. Kejadian satu infeksi ini membuat kita jadi lebih rentan untuk sakit.

Peradangan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan gusi dan struktur tulang serta menyebabkan masalah di seluruh tubuh. Faktanya, ada bukti yang terus bertambah bahwa inflamasi berperan dalam setiap masalah kesehatan yang kita hadapi.

2. Penyakit jantung dan diabetes
Ada hubungan kuat antara penyakit jantung dan kesehatan mulut. Sebagian, hal ini karena keduanya berbagi faktor risiko seperti kebiasaan makan tak sehat, kelebihan berat badan dan merokok.

Namun, ada juga spekulasi bahwa penyakit gusi sebenarnya meningkatkan risiko terkena penyakit jantung karena menciptakan inflamasi di pembuluh darah. Sebagai tambahan, terdapat pengaruhnya terhadap kemampuan darah mengalir ke seluruh tubuh, ada pula peningkatan kemungkinan plak lemak yang menempel di pembuluh darah pecah dan bergerak ke otak lalu memicu serangan stroke atau serangan jantung.

Selain penyakit jantung, ada pula bukti bahwa penyakit gusi berhubungan dengan diabetes. Diabetes menyebabkan ketidaknormalan di pembuluh darah juga menimbulkan kimiawi inflamasi kadar tinggi seperti interleukin yang secara bermakna meningkatkan risiko penyakit gusi.

Kadar trigliserida tinggi yang lazim dialami penderita diabetes tipe 2 pun mempengaruhi kesehatan mulut. Kadar gula tinggi pun berhubungan dengan penyakit periodontal parah pada orang tanpa diabetes, menurut sebuah studi dari tahun 2000.

Hubungan antara kesehatan gusi dan diabetes terjadi di dua sisi. Memiliki kadar gula tinggi membuat kita rentan terkena diabetes karena menciptakan lingkungan ideal untuk terkena infeksi. 

Berat badan pun berperan dalam kesehatan jantung. Punya atau tidak penyakit jantung, dua studi terkini berhasil membuktikan kesehatan gusi dan obesitas. Menurut peneliti, periodontitis cenderung cepat menjadi parah pada orang dengan kadar lemak tubuh lebih tinggi.

3. Kesehatan tulang
Kesehatan tulang kita pun berhubungan dengan kesehatan gigi. Penyakit gusi dan osteoporosis dapat menyebabkan kehilangan massa tulang, menurut sebuah riset baru dari National Institute of Health Osteoporosis and related Bone Diseases National Resource Center.

Peneliti pun melihat hubungan antara inflamasi dan kesehatan tulang. Ada pula studi-studi medis yang meneliti hubungan antara kesehatan mulut dan rheumatoid arthritis serta kesehatan paru-paru.

Jadi apa arti semua ini? Menurut para dokter yang sudah meneliti hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan seluruh tubuh, ini berarti kita perlu menyediakan waktu dan energi untuk merawat semua bagian tubuh kita.

Menggosok gigi dan rutin ke dokter gigi itu sama pentingnya dengan olahraga dan menerapkan pola makan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau