Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Miliki Potensi Herbal Terbesar Kedua Setelah Brazil

Kompas.com - 10/03/2009, 15:51 WIB

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono meminta penelitian dan pengembangan obat herbal terus dilakukan karena dapat memberi sumbangsih bagi bangsa Indonesia dan dunia internasional. Indonesia ditargetkan mencapai swasembada bahan baku obat paling lambat tahun 2011.

”Dijelaskan ada tanaman yang bisa meningkatkan imunitas, kekebalan tubuh. Dikembangkan, apakah bisa menjadi obat untuk AIDS (acquired immune deficiency syndrome) yang juga menyerang kekebalan tubuh,” kata Presiden saat mengunjungi kebun riset Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Departemen Kesehatan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (8/3).

Menurut Presiden, jika ada tanaman strategis berhasil dikembangkan, harus bisa disambungkan dengan industri. Masyarakat sekitar juga dilibatkan, dituntun para ahli. Apabila ada terobosan, bisa dibuat proyek khusus dengan pendanaan pemerintah.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mendampingi Presiden mengutarakan, Indonesia memiliki potensi herbal yang besar karena memiliki kekayaan hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil, bahkan nomor satu untuk kekayaan hayati laut.

”Ini dalam rangka swasembada obat. Mudah-mudahan tahun 2010 atau 2011 itu tercapai. Yang sangat siap artemisinin, obat malaria,” kata Fadilah. Artemisinin dari Artemisia Annua yang metode budi dayanya sudah ditemukan.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional juga menemukan sumber pemanis nongula rendah kalori pada tanaman Stevia Rebaudiana. Data Depkes menyebutkan, Indonesia memiliki sekitar 7.000 spesies tanaman obat, 1.000 di antaranya telah digunakan.

Di Indonesia, rantai kegiatan dan perdagangan produk tanaman herbal menyerap tenaga kerja formal hingga 3 juta orang. Nilai perdagangan jamu hingga Rp 4 triliun per tahun. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com