JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan memperhatikan fungsi reseptif, ekspresif, kemampuan pemecahan masalah visuo-motor, dan pola keterlambatan perkembangan, menurut Dr. Widodo Judarwanto, Sp.A(K), penyebab keterlambatan berbicara dapat diperkirakan.
Dari manifestasi klinis penyebabnya itu dapat dibedakan apakah keterlambatan bicara tersebut berjenis fungsional atau nonfungsional. Untuk memastikan status keterlambatan fungsional, kita harus cermat menyingkirkan gejala keterlambatan nonfungsional.
Gejala umum keterlambatan bicara nonfungsional adalah adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor, dan keterlambatan perkembangan.
Anda juga perlu curiga bahwa anak mengalami keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapati wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi, dan gangguan neurologis lainnya.
Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat, misalnya bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai usia 10 minggu atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya, bila tidak ada perhatian sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan, atau tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. @
Tabel 1. Diagnosis banding beberapa penyebab keterlambatan berbahasa dan bicara
Diagnosis | Bahasa reseptif | Bahasa ekspresif | Kemampuan pemecahan masalah visuo-motor | Pola perkembangan |
Keterlambatan fungsional | Kurang normal | Hanya ekspresif yang terganggu | ||
Gangguan pendengaran | Kurang normal | Kurang normal | Disosiasi | |
Redartasi mental | Kurang normal | Kurang normal | Kurang normal | Keterlambatan global |
Gangguan komunikasi sentral | Kurang normal | Kurang normal | Disosiasi, deviansi | |
Kesulitan belajar | kurang normal | Normal, kurang normal | Disosiasi | |
Autis | Kurang normal | Normal, kurang normal | Tampaknya normal, normal, selalu lebih baik dari bahasa | Deviansi, disosiasi |
Mutisme elektif | kurang normal | |
4–6 BULAN | * Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orangtuanya. * Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh. |
8–10 BULAN | * Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian. * Usia 10 bulan belum bereaksi ketika dipanggil namanya. * 9-10 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis. |
12–15 BULAN | * 12 bulan, belum menunjukkan mimik. * 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara. * 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu, tidak ada kontak mata dengan orang lain. * 15 bulan, belum mampu memahami arti "tidak boleh" atau "daag". * 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda. * 15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata. |
18–24 BULAN | * 18 bulan, belum dapat mengucapkan 6-10 kata, tidak menunjukkan sesuatu yang menarik perhatian. * 18-20 bulan, tidak dapat menatap mata orang lain dengan baik dan lama. * 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana. * 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat. * 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon. * 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain. * 24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya. |
30–36 BULAN | * 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga. * 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana, pertanyaan, dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga. |