JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap calon ibu tentu menginginkan anak yang dilahirkannya sehat tanpa adanya cacat lahir. Untuk mewujudkan impian tersebut, para ilmuwan berhasil mengembangkan cara deteksi embrio yang normal dalam teknik bayi tabung sehingga hanya sel telur yang sehat yang akan diimplan kembali ke dalam lahir. Dengan demikian, bayi yang dilahirkan dipastikan sehat.
Pendeteksi kromosom embrio ini disebut chromosome aneuploidy screening yang secara akurat mampu mendeteksi ketidaknormalan kromosom pada embrio. Dengan screening terbaru ini, sel yang memiliki kromosom abnormal, yang salah satunya mengakibatkan down syndrome, akan disingkirkan dan hanya embrio yang sehat yang terpilih.
Dalam teknik bayi tabung, normalnya 24 sel telur akan diambil dari ovarium untuk dibuahi sel sperma suami di laboratorium. Dokter akan melihat bentuk dan ukuran embrio yang terbentuk, kemudian memilih embrio yang dianggap paling sehat untuk diimplan kembali ke dalam rahim. Sayangnya, metode tersebut sering kali kurang akurat dalam memilih embrio.
Persoalan lainnya adalah dokter sering kali mengimplan dua atau lebih embrio untuk meningkatkan peluang kehamilan. Akibatnya, sering terjadi kehamilan kembar, di mana hal ini juga berisiko terhadap janin dan calon ibu.
Lewat teknik pemeriksaan kromosom terbaru ini, dokter akan mengambil contoh embrio yang sudah berusia lima hari dan memeriksa setiap pasang kromosom yang semuanya berjumlah 23 pasang. Nantinya, hanya embrio yang paling sehat yang dipilih dan implan ke dalam rahim.
Dalam penelitian uji coba, 80 persen wanita peserta program bayi tabung (in vitro fertilization) yang melakukan screening kromosom ini berhasil melahirkan anak. Kesuksesan ini melebihi angka rata-rata keberhasilan bayi tabung yang hanya 20-30 persen.
Selain memastikan embrio yang sehat, metode screening ini juga akan memberikan celah kepada wanita berusia 40-an yang sering kesulitan untuk hamil ataupun mengalami keguguran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.