Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker, Kesadaran Rendah, Ancaman Membesar

Kompas.com - 11/04/2011, 06:37 WIB

Jakarta, Kompas - Kesadaran masyarakat terhadap penyakit kanker masih rendah. Padahal, kanker semakin menjadi ancaman, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.

”Masyarakat cenderung tidak menyadari bahaya kanker. Namun, begitu terkena kanker, cenderung putus asa dan menganggap sebagai vonis mati. Padahal, terkena kanker bukan berarti hidup selesai. Ada tindakan dapat dilakukan dan survivor juga banyak. Masyarakat perlu melihat kanker itu sebagaimana penyakit lain dan harus selalu waspada,” kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan ulang tahun ke-34 Yayasan Kanker Indonesia, Sabtu (9/4) malam di Jakarta.

Jenis kanker yang perlu diwaspadai, antara lain kanker leher rahim dan payudara pada perempuan. Adapun kanker yang banyak menyerang laki-laki adalah kanker paru dan prostat.

Endang yang tengah berjuang melawan kanker paru berbagi cerita. ”Saya anggap sebagai anugerah. Saat ini masih terkendali dan rutin berobat dua bulan sekali kemoterapi,” katanya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar juga memberikan testimoninya sebagai orang yang bertahan dari kanker payudara 16 tahun lalu. Dia menekankan pentingnya deteksi dini dalam memperbesar peluang bertahan dari kanker dan peranan dukungan keluarga serta masyarakat.

Lebih lanjut, Endang mengatakan, kanker termasuk penyakit tidak menular yang makin menjadi ancaman lantaran naiknya angka kesakitan dan kematian.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7 persen) setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, gangguan perinatal, dan diabetes.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, kematian karena kanker akan meningkat 45 persen dari tahun 2007 hingga tahun 2030 (dari 7,9 juta menjadi 11,5 juta kematian) di dunia. Kasus baru kanker pada periode yang sama diperkirakan melonjak dari 11,3 juta menjadi 15,5 juta.

Endang mengatakan, Kementerian Kesehatan mengalokasikan Rp 35 miliar tahun ini untuk deteksi dini kanker.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Adiati Arifin Siregar mengatakan, kanker merupakan penyakit yang dapat menjadi beban berat bagi penderita. YKI berkomitmen untuk membantu penderita kanker yang tidak mampu. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com