Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epilepsi pada Anak Bisa Disembuhkan

Kompas.com - 15/12/2011, 15:18 WIB

Kompas.com - Gangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses persalinan yang sulit bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan timbulnya epilepsi. Karena itu kejadian epilepsi pada anak-anak lebih tinggi. Namun dengan kepatuhan minum obat dan pola hidup yang sehat epilepsi bisa disembuhkan.

Jenis epilepsi pada bayi dan anak sangat beragam. Menurut dr.Hardiono Pusponegoro, Sp.A, dari divisi saraf anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagian besar kasus epilepsi tidak diketahui penyebabnya.  Namun beberapa diantaranya disebabkan karena gangguan otak seperti kelainan bawaan, trauma otak, infeksi, hingga kekurangan oksigen saat persalinan.

Seorang anak bisa disebut menderita epilepsi jika ia mengalami kejang spontan dua kali atau lebih tanpa sebab yang jelas.

Baca juga: Apa Saja Makanan yang Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi? Ini 8 Daftarnya

"Kejang ini disebabkan oleh aliran listrik berlebihan di otak yang muncul sebagai kejang," paparnya dalam acara media edukasi bertajuk Kenali dan Pahami Epilepsi, Hapus Stigma Negatif di Jakarta (15/12).

Ia menjelaskan, pada dasarnya epilepsi tidak menular dan tidak mengganggu kecerdasan anak. "Bila anak kejang lebih dari 15 menit memang bisa merusak otaknya. Namun biasanya kejang hanya berlangsung tak lebih dari tiga menit," kata ahli tumbuh kembang ini.

Pengobatan epilepsi menurut Hardiono sebaiknya mempertimbangkan aspek efek sampingnya. "Jangan hanya mencari obat yang paling murah, tapi perhatikan efek sampingnya karena ada yang bisa mengganggu konsentrasi dan menyebabkan alergi," katanya.

Baca juga: Matcha, Teh Kuno Jepang yang Jadi Cara Tersehat Menikmati Kafein

Pengobatan monoterapi atau memakai satu jenis obat, menurut dia lebih efektif dibanding beberapa jenis obat. "Makin sedikit obatnya, makin bagus hasilnya. Sekitar 70 persen tidak kejang sama sekali," imbuhnya.

Pasien epilepsi memang harus mengonsumsi obat dalam jangka panjang karena itu diperlukan kepatuhan agar terapinya berhasil.  "Setelah dua tahun tidak kejang lagi, kita akan evaluasi. Obat juga tidak boleh dihentikan seketika namun perlahan-lahan," paparnya.

Penghentian obat secara mendadak, menurut Hardiono bisa berakibat fatal. "Meski sudah tidak kejang lagi tapi belum tentu aktivitas listrik di otaknya sudah normal. Jika obat dihentikan anak bisa kejang-kejang hebat. Ini justru berbahaya," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

8 Manfaat Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Serai, Bisa Redakan Penyakit Apa?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Dukung Sepak Bola Perempuan ASEAN, MSIG Jadi Title Partner Pertama Piala AFF Wanita

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

10 Tanda Paru-paru Tidak Sehat yang Jarang Disadari, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

[KLARIFIKASI] Tidak Benar AC Masjid Meledak dan Tewaskan 20 Orang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

4 Negara dengan Nilai Tukar Rupiah Tinggi, agar Bisa Liburan Murah ke Luar Negeri

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

INFOGRAFIK: Hoaks Subsidi Elpiji 3 Kg Akan Diganti Bantuan Uang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

7 Sayuran yang Bantu Redakan Asam Urat, Apa Saja?

api-1 . CONTEXT-PRODUCT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Cara Menurunkan Asam Urat dengan Gaya Hidup Sehat Tanpa Obat

api-1 . CONTEXT-PRODUCT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Bagaimana Menurunkan Asam Urat secara Efektif Tanpa Obat? Ini 8 Caranya...

api-1 . CONTEXT-PRODUCT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Apa Saja Makanan yang Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi? Ini 8 Daftarnya

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Food

Matcha, Teh Kuno Jepang yang Jadi Cara Tersehat Menikmati Kafein

api-1 . CONTEXT

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Segmen Hyundai Creta Makin Luas | TEST DRIVE
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau