Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2012, 08:37 WIB

Jakarta, Kompas - Ancaman kanker bukan hanya di sektor kesehatan, melainkan juga ekonomi. Di ASEAN, pada 2008 ada 700.000 kasus baru kanker dan 500.000 orang mati akibat kanker. Hal itu membuat negara-negara ASEAN kehilangan 7,5 juta tahun hidup produktif penduduknya.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, di tingkat dunia, kanker merenggut 7,4 juta jiwa pada 2010.

Masalah kanker dibahas dalam Diskusi Kebijakan Penanggulangan Penyakit Kanker se- ASEAN di Jakarta, Jumat (23/11). Diskusi diikuti delegasi kementerian kesehatan 10 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Brunei, Kamboja, Myanmar, Singapura, dan Filipina.

Laporan hasil studi ASEAN Cost in Oncology dari George Institute tahun 2008 menyatakan, kanker menyebabkan kemerosotan ekonomi. ASEAN kehilangan 7,5 juta DALYs (disability adjusted life years) tahun 2008. DALYs ialah ukuran hilangnya tahun hidup karena ketidakmampuan beraktivitas hing- ga kematian dini karena sakit.

Menurut Mark Woodward, Guru Besar Biostatistik di The George Institute for Global Health, hilangnya potensi terbanyak di Laos (1.941 tahun), terendah di Filipina (1.411 tahun). Indonesia di urutan keempat (1.841 tahun).

Di Indonesia, kanker banyak menyerang penduduk usia 20-64 tahun, di Laos di bawah 20 tahun. ”Pada usia itu seharusnya warga masuk usia produktif, tetapi mereka tak bisa bekerja karena kena kanker atau meninggal akibat kanker. Itu mengakibatkan kerugian besar,” kata Woodward.

Makarim Wibisono, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, mengatakan, negara akan mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi jika penderita kanker terus bertambah. Untuk pengobatan kanker, keluarga di ASEAN rata-rata menghabiskan 30 persen penghasilan per tahun. Penderita dan keluarga bisa jatuh miskin. Bahkan, saat penderita meninggal, keluarga menanggung utang.

Woodward memprediksi, tahun 2030 akan ada 22 juta kasus kanker baru, dan 13,2 juta orang meninggal karena kanker. Jumlah itu bisa memengaruhi pertumbuhan ASEAN.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, Indonesia gencar mengampanyekan pola hidup sehat agar masyarakat tak terkena kanker.

Untuk menekan kasus kanker, delegasi negara-negara ASEAN membuat kesepakatan tentang kebijakan penanggulangan kanker. Menurut Makarim, kesepakatan akan jadi seruan agar pemerintah negara-negara ASEAN memperbaiki pencegahan dan penanganan kanker serta memprioritaskan sebagai bagian dari investasi ekonomi negara. (NIT)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com