Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2013, 06:16 WIB

TANYA :

Selamat siang dok. Gigi bungsu saya sebelah kanan atas tumbuh tidak sempurna (miring dan mengenai dinding dalam pipi). Saya merasakan nyeri pada gigi daerah kanan (atas dan bawah) hingga sakit untuk menelan serta demam. Dokter yang merawat saya mengatakan, bahwa rahang saya sempit sehingga pencabutan gigi harus dilakukan melalui tindakan operasi. Yang ingin saya tanyakan, apa saja risiko apabila gigi bungsu saya dicabut dan tidak dicabut melalui operasi? Apakah hal tersebut berbahaya bagi saraf di daerah tersebut? Terimakasih. 

(Dian Ari Widyastuti, 22, Madiun)


JAWAB :

Dian yang baik,

Gigi geraham bungsu atau gigi molar ketiga memiliki rentang waktu untuk muncul keluar gusi pada usia rata-rata 17-21 tahun.

Jika dalam rentang usia tersebut gigi geraham bungsu tidak muncul keluar gusi atau hanya muncul sebagian ke gusi akibat kurangnya tempat pada rahang dan menimbulkan keluhan, maka gigi tersebut perlu dilakukan pencabutan. Sebab, bila tidak dilakukan pencabutan dapat menimbulkan beberapa hal berikut ini:

1.    Perikoronitis.
Adalah peradangan gusi di sekeliling mahkota gigi geraham bungsu yang sedang tumbuh. Gejalanya adalah demam, sakit pada daerah yang sedang tumbuh gigi, sukar menelan, dan sulit membuka mulut. Gusi tersebut akan tampak kemerahan, bengkak dan sakit.

2.    Gigi berjejal.
Gigi geraham bungsu yang tumbuhnya miring, akan mendorong gigi-gigi di depannya. Sehingga gigi di depannya akan berjejal dan tidak beraturan. Hal ini juga akan menyebabkan sulitnya membersihkan gigi dan memicu bau mulut.

3.    Nyeri.
Nyeri yang dapat timbul akibat gangguan geraham bungsu adalah nyeri kepala sebelah (migrain), nyeri saat menelan, nyeri di bagian leher belakang dekat bahu, nyeri saat membuka dan menutup mulut, serta nyeri pada telinga.

4.    Gigi berlubang.
Gigi geraham bungsu terletak di posisi paling belakang dan sulit dijangkau dengan sikat gigi, oleh karena itu dapat menyebabkan pembersihan tidak maksimal, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan gigi tersebut berlubang.

Pencabutan gigi geraham bungsu paling kompeten dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut (Drg., SpBM). Hal pertama yang akan dilakukan sebelum pencabutan adalah melakukan pemeriksaan gigi secara langsung (pemeriksaan klinis) dan melakukan foto panoramik.

Riwayat kesehatan pasien juga akan ditanyakan secara mendetail oleh Dokter Gigi, seperti apakah ada riwayat diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Jika penyakit tersebut terkontrol, maka dapat dilanjutkan untuk melakukan pencabutan. Jika penyakit tersebut tidak terkontrol, maka pasien akan dirujuk terlebih dahulu ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam (dr., SpPD).

Namun, ada beberapa hal yang menjadi risiko selama pencabutan geraham bungsu, yaitu:
1.    Terjadi perdarahan.
2.    Fraktur (patah) pada ujung akar, gigi sebelahnya dan gigi lawan, tulang pendukung gigi, dan tulang rahang bawah.
3.    Pergeseran gigi.
4.    Cedera jaringan lunak.
5.    Cedera saraf.

Sedangkan, beberapa hal yang menjadi resiko paska pencabutan geraham bungsu, yaitu:
1.    Perdarahan yang tidak berhenti.
2.    Pembengkakan.
3.    Trismus, yaitu sulit membuka mulut dengan normal.
4.    Nyeri.
5.    Alveolar osteitis, yaitu lubang bekas pencabutan gigi yang masih terbuka karena tidak ada bekuan darah yang dihasilkan. Pasien merasakan sakit yang hebat dan menyebar, serta bau yang tidak sedap.
Anda tidak perlu cemas, karena semua resiko tersebut dapat dihindari dan dicegah. Seluruh Dokter Gigi sudah paham dan terlatih untuk mencegah dan menangani hal tersebut.

Demikian Dian, semoga informasinya bermanfaat.
Salam gigi sehat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com