Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2014, 12:32 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan orang Indonesia dari kalangan nonmedis atau awam belum bisa mengenali tanda-tanda kondisi gawat darurat. Pasalnya, orang awam di Indonesia tidak terlatih menangani kondisi gawat darurat.

Sementara, satu-satunya cara untuk bisa mengenali tanda gawat darurat, adalah dengan pelatihan. Orang awam yang terlatih bisa melakukan tindakan tepat saat menghadapi kondisi gawat darurat tanpa menimbulkan risiko lain.

"Orang awam sulit mengenali kasus emergency dan menanganinya. Rekomendasi saya, kalau ingin tahu kondisi kegawatdaruratan harus ikut pelatihan basic life support untuk awam," ujar Litacha Tamlicha, MARS dari RSU Bunda Jakarta.

Didid winnetouw, Direktur RSU Bunda Jakarta, mengatakan, orang awam yang terlatih akan lebih mudah diarahkan oleh ahli saat menangani kondisi gawat darurat di sekitarnya. Namun, kondisinya, pelatihan basic life support (BLS) masih belum banyak dilakukan orang awam.

"Di negara maju, BLS diajarkan ke anak SD. Anak SD sudah bisa CPR. Di Amerika, ilmu BLS sudah diberikan sejak dini kepada awam," katanya.

Di Indonesia, menurut Didid, pelatihan BLS umumnya diberikan kepada kalangan perkantoran atau petugas keamanan perusahaan besar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com