KOMPAS.com - Tugas merawat atau mendampingi keluarga yang sakit acapkali menguras waktu, emosi, dan energi.
Terlebih jika Anda masih punya tanggung jawab merawat anak atau mengurus pekerjaan.
Peran ganda tersebut membuat kita tidak leluasa untuk bersantai dan minim waktu istirahat.
Rutinitas mendampingi anggota keluarga saat sakit kronis, orang sepuh, atau penyandang disabilitas yang tidak bisa mandiri ini bisa jadi sangat melelahkan fisik dan mental.
Kelelahan semacam ini terasa wajar, tapi sering terabaikan. Stres menjadi family caregiver atau pendamping anggota keluarga yang sedang sakit baru mendapat perhatian ketika sudah tak bisa lagi ditangani oleh diri sendiri.
Seperti kasus yang terjadi baru-baru ini.
Melansir Kompas.com, Rabu (18/12/2019), beberapa hari belakangan, beredar video seorang istri memukuli suami penderita stroke.
Dalam video berdurasi dua menit 24 detik tersebut, perempuan tersebut mengeluhkan kondisi suaminya. Setelah itu, ia memukulinya dengan tongkat.
Sang suami tampak menjerit. Tapi karena penyakitnya diduga stroke, reaksi yang terlihat hanya menggumam tak jelas.
Kasus tersebut kini ditangani pihak kepolisian. Perempuan tersebut diobservasi di Rumah Sakit Jiwa di Grogol.
Baca juga: Viral Wanita Aniaya Pria Tua yang Derita Stroke, Polisi: Diduga Gangguan Jiwa
Melansir berbagai sumber, merawat orang sakit yang kita kenal di satu sisi bisa membuat bahagia. Kita bisa melakukan kebaikan dengan berbakti.
Namun, ada kalanya kegiatan rutin menyiapkan makanan, obat, kebutuhan, sampai kadang memandikan ini bikin frustrasi.
Terutama, jika rutinitas merawat orang sakit tersebut membatasi kegiatan sosial dan membuat keuangan rumah tangga bermasalah.
Timbunan persoalan tersebut lambat laun mengakibatkan stres dan berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Kondisi yang dikenal sebagai caregiver burnout ini membuat para perawat orang sakit mengalami kesepian, merasa tidak didukung, dan tidak dihargai.