KOMPAS.com - Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ini dapat menular lewat percikan dahak atau bersin (droplet) dari penderita TBC.
Begitu kuman masuk ke saluran pernapasan, bakteri biang TBC akan mengendap di paru-paru, usus, atau kelenjar getah bening selama dua minggu.
Baca juga: Mengapa Penderita TBC Mengalami Penurunan Berat Badan?
Saat daya tahan tubuh melemah, bakteri TBC yang sebelumnya tinggal di sekitar paru-paru dapat menyebar ke luar organ vital tersebut.
Sehingga, kuman TBC juga bisa menginfeksi mata, saluran pernapasan, usus, ginjal, kelenjar getah bening, sampai ke tulang.
Dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi RS Orthopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dr. R. Andhi Prijosedjati, SpOT (K) menjelaskan, tulang belakang paling rawan terinfeksi TBC.
"Hampir 90 penyebab infeksi tulang belakang adalah kuman TBC," jelas Andhi, seperti dilansir laman resmi Ditjen Yankes Kemenkes.
Tak hanya tulang belakang, TBC tulang juga dapat menyerang pinggul, lutut, kaki, siku, tangan, dan bahu.
Keluhan awal pasien TBC tulang adalah timbulnya rasa sakit di punggung.
Baca juga: Ciri-ciri Demam, Batuk, Sesak Napas pada Infeksi Virus Corona
Selain itu, gejala penyakit TBC tulang hampir sama dengan gejala yang dirasakan pasien TBC lainnya. Yakni:
Banyak orang tak menyadari gejala TBC tulang lantaran mirip dengan gejala penyakit lainnya.
"Gejala ini bisa muncul bertahap dan berkembang dalam waktu beberapa minggu sampai bulan," jelas Andhi.
Baca juga: Batuk Kering (Tidak Berdahak): Ciri-ciri, Penyebab, Cara Mencegah
Deteksi penyakit TBC tulang bisa dilakukan lewat pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Pada tahap awal, penderita TBC akan diberi obat dan harus dikonsumsi rutin. Penderita pantang putus obat agar bakteri tidak kebal obat.
Untuk pengobatan tahap selanjutnya, penderita masih diberi obat dengan jumlah lebih sedikit dari tahap awal.