Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Pesan Hoaks Ramuan Herbal untuk Menyembuhkan Covid-19

Kompas.com - 23/06/2021, 16:30 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Seiring melonjaknya angka kasus positif Covid-19 akhir-akhir ini, banyak informasi menyesatkan beredar di masyarakat.

Salah satunya adalah informasi mengenai ramuan herbal yang diklaim dapat menyembuhkan infeksi virus SARS-CoV-2.

Dalam informasi yang tersebar melalui aplikasi WhatsApp tersebut, tertulis resep racikan obat herbal yang terdiri dari air kelapa muda, air jeruk nipis, garam, dan madu.

Campuran dari bahan-bahan tersebut diklaim dapat menghilangkan virus SARS-CoV-2 dalam waktu satu jam.

Baca juga: Salah Kaprah Soal Vaksin Covid-19 yang Harus Kita Hindari

Tidak hanya itu, dalam pesan berantai tersebut juga tertulis klaim bahwa ramuan sudah terbukti manjur menyembuhkan pasien Covid-19.

Namun, apakah informasi tersebut benar adanya?

Salah seorang dokter ahli gizi masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum, mengatakan bahwa sampai saat ini klaim tersebut tidak ada bukti medis untuk mencegah Covid-19.

“Sampai saat ini, hanya prokes 5M yang terbukti dapat mencegah Covid-19. Bukan yang lain,” jelasnya ketika dihubungi melalui WhatsApp (23/6).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa setiap individu bisa menjadi agen perubahan untuk menuntaskan pandemi jika protokol kesehatan benar-benar dijalankan secara baik.

Adapun beberapa protokol kesehatan yang ia sarankan adalah sebagai berikut.

  • Memakai masker secara benar
  • Mencuci tangan dengan sabun secara benar
  • Menjaga jarak fisik 1 hingga 2 meter, termasuk saat antre
  • Menghindari kerumunan
  • Membatasi mobilitas

Baca juga: Seberapa Efektif Masker Mencegah Covid-19?

Anjuran mengenai protokol kesehatan juga harus ditaati oleh semua pihak, termasuk untuk masyarakat yang sudah menerima vaksin.

Sebab, seseorang yang sudah divaksin pun masih rentan terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan menularkannya ke orang disekitarnya, termasuk anak dan bayi.

Dr. Tan juga memperingatkan bahwa sampai saat ini masih belum ada vaksin untuk anak dan bayi.

“Vaksinasi bisa menjaga bangsa jika 70 persen rakyat sudah imun. Ngeri sekali jika seseorang diam-diam menjadi orang tanpa gejala (OTG) dan ia menularkan pada bayi dan anak yang belum ada vaksinnya,” terangnya.

Selain menaati protokol kesehatan, menurut dr. Tan edukasi pada masyarakat menjadi hal yang cukup penting karena dapat menghindarkan masyarakat dari informasi yang menyesatkan, seperti ramuan herbal tersebut.

Baca juga: Mengenal Gejala Brain Fog, Gangguan Ingatan Penderita Covid-19

Ia meminta masyarakat untuk kritis terhadap informasi yang didapat dengan melakukan klarifikasi berulang pada sumber-sumber yang kredibel sebelum menyebarkannya kepada pihak-pihak lain.

“Betul di masa prihatin ini, banyak orang barangkali tergerak untuk berbagi . Tapi jika tidak jelas informasi yang dibagi, sebaiknya tahan jari,” imbaunya.

Sebelumnya, peredaran pesan berisi informasi yang menyesatkan ini sudah diperingatkan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Mereka pun menyediakan layanan aduan untuk mengecek kebenaran informasi dengan cara berikut.

  1. Kirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
  2. Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks atau https://turnbackhoax.id dan https://cekfakta.com.
  3. Cek dan buktikan hoaks terkait COVID-19, kunjungi https://s.id/infovaksin
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau