KOMPAS.com - Angka kasus Covid 19 semakin hari semakin melonjak. Salah satu penyebabnya adalah kelalaian kita terhadap protokol kesehatan.
Ditemukannya vaksin memang sangat bisa menjadi harapan baru untuk berakhirnya pandemi ini.
Sebab, vaksin menjadi salah satu alat untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Namun, untuk menciptakan herd immunity diperlukan waktu. Herd Immunity tidak bisa langsung terbentuk ketika kita mendapatkan suntikan vaksin.
Baca juga: Berapa Kali Seseorang Boleh Donor Plasma Konvalesen?
Banyak orang mengira setelah mendapatkan vaksin berarti kita bisa bebas beraktivitas normal tanpa protokol kesehatan.
Faktanya, orang yang sudah mendapatkan vaksin pun masih bisa menularkan Covid-19.
Menurut ahli pulmonologi dari Cleveland Clinic Akhil Bindra, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi sangat kecil risikonya tertular Covid-19.
Meski demikian, mendapatkan vaksin bukan berarti bebas sepenuhnya dari Covid-19.
Menurut data Cleveland Clinic, dibutuhkan 50 hingga 80 persen populasi yang harus mendapatkan vaksin Covid-19 untuk mencapai herd immunity.
Sebaliknya, jika orang-orang yang tinggal di daerah atau negara banyak yang belum mendapatkan vaksin, maka herd immunity sulit dicapai dan pandemi pun sulit diakhiri.
Karena itulah, kita tetap harus melaksanakan protokol kesehatan sampai syarat mencapao herd immunity itu tercapai.
Orang yang sudah menerima vaksin pun masih bisa masih bisa menjadi OTG (orang tanpa gejala) dan menyebarkan virus ke orang lain.
Vaksin hanya meminimalisir kemungkinan seseorang untuk jatuh sakit karena terpapar virus.
Belum ada bukti yang menunjukan bahwa vaksin juga bisa mencegah seseorang untuk tidak membawa dan menularkan virus ke orang lain.
Dibutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh pihak agar pandemi ini segera berakhir.