Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Demam adalah ketika suhu tubuh melebihi normal (37 Celcius) hingga bisa mencapai 40 Celcius.

Demam bukanlah penyakit, tetapi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi bakteri atau virus penyebab penyakit dengan membuat dirinya lebih panas.

Namun mengutip Medical News Today, ada kalanya seseorang perlu mencari cara untuk menurunkan demam.

Baca juga: Kenali Penyebab Demam, dari Flu hingga Covid-19

Komisi Kesehatan Masyarakat Boston (BPHC) menyatakan bahwa jika bayi berusia di bawah 3 bulan dan memiliki suhu rektal lebih tinggi dari 37 Celcius, orang tua atau pengasuh harus segera membawanya ke dokter.

Orang dewasa juga bisa mengalami komplikasi dari demam tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa suhu 40 Celcius atau lebih tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf, jadi seseorang harus mencari cara untuk menurunkan demamnya.

Mengutip Healthline, berikut cara menurunkan demam tinggi yang bisa dijajal:

  1. Istirahat yang cukup
  2. Tetap terhidrasi. Asupan cairan diperlukan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena keringat. Jika sulit menahan cairan, bisa mengisap kepingan es.
  3. Hindari menggunakan pakaian terlalu tebal dan menjaga suhu ruangan tetap sejuk
  4. Mandi air hangat atau mengompres dahi dengan air dingin. Mandi air dingin, mandi air es, atau mandi alkohol, harus dihindari karena berbahaya
  5. Minum obat yang dijual bebas, seperti asetaminofen dan ibuprofen untuk menurunkan demam. Perhatikan dosis yang tepat, dan jangan digunakan bersamaan dengan obat penurun demam lainnya. Anda tidak boleh memberikan aspirin kepada bayi atau anak kecil tanpa berkonsultasi dengan dokter. Bayi di bawah usia 6 bulan tidak boleh diberikan ibuprofen.
  6. Makan makanan yang sehat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti roti, telur, sup ayam, yang mudah dicerna. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin cenderung mengalami demam lebih sering dari pada orang lain.

Baca juga: 11 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Demam

Kapan harus segera menemui dokter untuk demam?

Mengutip Prevention, seseorang perlu segera diperiksakan ke dokter jika, mengalami:

  • Suhu tubuh mencapai sama dengan atau lebih dari 38 Celcius
  • Menunjukkan gejala suatu pengakit
  • Memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau pernapasan, yang mungkin tidak dapat mentolerir demam tinggi berkepanjangan
  • Sakit kepala dengan leher kaku
  • Batuk atau muntah parah
  • Nyeri saat menarik napas dalam-dalam atau kesulitan bernapas
  • Sakit wajah
  • Ruam kulit
  • Memar atau pendarahan yang tidak dapat dijelaskan
  • Diare persisten
  • Keluarnya cairan kuning atau hijau dari hidung.

Mengutip Medical News Today, demam dapat dibedakan dalam kategori:

  • Akut, jika berlangsung di bawah 7 hari
  • Subakut jika berlangsung hingga 14 hari
  • Kronis atau persisten, jika berlangsung selama lebih dari 14 hari.

Demam yang berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa penjelasan disebut demam yang tidak diketahui asalnya.

Baca juga: 3 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Saat Demam

Penyebab

Mengutip Medical News Today, demam adalah gejala, bukan penyakit.

Seorang dokter dapat mendiagnosis demam dengan memeriksa suhu tubuh orang tersebut, tetapi dokter juga perlu mendiagnosis penyebab demamnya.

Beberapa peyebab demam, meliputi:

  • Infeksi, seperti radang tenggorokan, flu, cacar air, pneumonia, atau Covid-19
  • Radang sendi
  • Efek obat atau imunisasi
  • Mengekspos kulit secara berlebihan ke sinar matahari atau terbakar sinar matahari
  • Olahraga berat yang berkepanjangan
  • Dehidrasi
  • Silikosis, yang merupakan jenis penyakit paru-paru yang disebabkan oleh paparan debu silika dalam jangka panjang.

Baca juga: Kenapa Badan Demam setelah Suntik Vaksin?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com