KOMPAS.com - Sejumlah obat-obatan dapat menyebabkan Anda mengalami anemia, sebagai efek sampingnya.
Mengutip Verywell Health, umur rata-rata sel darah merah adalah 120 hari.
Setelah 120 hari, sel darah merah dipecah dan bagian-bagiannya didaur ulang untuk membentuk yang baru.
Baca juga: Bahaya Anemia dapat Mengancam Nyawa
Ketika sel darah merah dipecah lebih cepat dari 120 hari, Anda bisa mengalami yang namanya anemia hemolitik.
Anemia hemolitik dapat diinduksi oleh obat. Obat-obatan penyebab anemia hemolitik tersebut meliputi:
Anemia hemolitik yang diinduksi obat jarang terjadi pada anak-anak.
Baca juga: Ciri-ciri Anemia pada Ibu Hamil dan Cara Mengobatinya
Mengutip Verywell Health, jika Anda mengalami anemia hemolitik, biasanya setelah minum obat-obat tersebut Anda akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
Baca juga: Apa Saja Penyebab Anemia?
Mengutip Healthline, Anda mungkin perlu menjalani tes darah.
Tes darah ini membantu mendiagnosis anemia hemolitik dengan mengukur:
Jika Anda mengalami anemia hemolitik, hasil pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan limpa Anda membesar.
Anemia hemolitik yang diinduksi obat umumnya bersifat sementara. Anemia hemolitik dapat disembuhkan, jika dokter dapat mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan mengobatinya.
Menghentikan penggunaan obat penyebab anemia mungkin menjadi cara paling praktis untuk mengatasinya.
Namun, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan risiko dan manfaatnya. Lalu, menentukan obat penggantinya.
Baca juga: 7 Makanan untuk Membantu Mengatasi Anemia karena Defisiensi Zat Besi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.