Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pengobatan dan Perawatan Demam Berdarah pada Bayi

Kompas.com - 12/11/2022, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang identik di musim hujan. Anak-anak dan bayi termasuk dalam kelompok orang yang berisiko terkena demam berdarah.

Diketahui, demam berdarah disebabkan karena virus dengue yang disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti ke tubuh manusia.

Pada saat nyamuk tersebut menggigit orang yang sehat, mereka akan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan sehingga orang tersebut akan tertular virus dengue.

Baca juga: 8 Gejala Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Diwaspadai

Masa inkubasi penyakit demam berdarah yaitu antara 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) setelah gigitan. Kemudian baru mulai timbul gejala-gejala penyakit.

Gejala demam berdarah pada bayi mungkin sulit dikenali karena mirip dengan infeksi atau gangguan kesehatan lainnya pada anak-anak. Namun, Anda perlu mewaspadai beberapa tanda berikut:

  • demam tinggi secara mendadak (di atas 38 derajat celcius)
  • terjadi penurunan suhu tubuh (di bawah 36 derajat celcius)
  • sakit kepala parah
  • kantuk berlebihan, sering rewel
  • pendarahan disertai memar di area gusi atau hidung
  • muntah (3 kali dalam sehari atau lebih)

 

Perawatan demam berdarah pada bayi

Bayi yang terkena demam berdarah harus segera mendapat perawatan. Pasalnya, demam berdarah membuat mereka merasa tak nyaman, rewel, hingga susah makan.

  • Perawatan DBD di rumah

Saat masih berada di rumah, Anda dapat membantu si kecil dengan meringankan gejalanya dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Kendalikan demam: kompres dengan air hangat, urut tubuh si kecil dengan minyak.
  2. Pastikan bayi Anda dapat beristirahat atau tidur cukup demi memulihkan tenaganya kembali.
  3. Usahakan bayi tetap terhidrasi. Untuk bayi di bawah 6 bulan, tetap beri mereka ASI atau susu formula. Kemudian, bayi di atas 6 bulan dapat diberi air atau cairan lain sesuai saran dokter.
  4. Berikan obat pereda nyeri dan demam, seperti acetaminophen atau paracetamol
  5. Konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca juga: 5 Cara Pengobatan Demam Berdarah (DBD), Apa Saja?

Dilansir dari CDC, selama berada di rumah para orangtua juga wajib memerhatikan tanda-tanda dehidrasi pada bayi, seperti:

  1. kurang energi
  2. jarang kencing, volume kencing berkurang
  3. tidak ada air mata saat menangis
  4. area mulut kering
  5. mata cekung
  6. tangan atau kaki dingin dan berubah warna

Apabila bayi yang terkena demam berdarah menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, Anda harus segera ke dokter spesialis anak atau rumah sakit.

Pemburukkan kondisi si kecil juga bisa ditunjukkan dengan kondisi muntah-muntah dalam 24 jam setelah demam turun. Jika ini terjadi, si kecil harus dibawa ke UGD.

  • Perawatan DBD di rumah sakit

Bayi yang dirawat di rumah sakit akibat demam berdarah dapat menjalani pengobatan, seperti:

  1. Terapi penggantian cairan atau terapi elektrolit: Melansir Mayo Clinic, cairan elektrolit memiliki beragam fungsi penting dalam mengoptimalkan kinerja organ tubuh, termasuk mengangkut nutrisi ke dalam sel, menjaga keseimbangan tingkat asam dan basa (pH) tubuh, melancarkan metabolisme, menjaga keseimbangan air di dalam tubuh
  2. Transfusi darah: Transfusi darah dilakukan ketika penderita demam berdarah berada dalam fase kritis. Ini ditunjukkan dengan trombosit di bawah 20.000/mm3.

Baca juga: 3 Perbedaan Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Tipes

Cara mencegah DBD pada bayi

Sejauh ini, belum ada vaksinasi demam berdarah untuk bayi. Namun, para orangtua dapat melindung si kecil dari gigitan nyamuk demam berdarah dengan beberapa langkah berikut:

  1. Tutup boks bayi, kereta dorong, atau gunakan kelambu di kamar.
  2. Untuk bayi 2 bulan ke atas, Anda dapat menggunakan obat nyamuk dengan kandungan DEET, picaridin, atau IR3535 maksimal 30 persen.
  3. Gunakan produk lotion anti nyamuk khusus bayi.
  4. Kenakan pakaian katun longgar yang menutupi lengan dan kaki si kecil.
  5. Rutin bersihkan bak mandi, kloset untuk mencegah perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.
  6. Menjaga kebersihan rumah dan halaman atau kebun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau