Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Tidak Menstruasi Setelah Berhenti KB Hormonal

Kompas.com - 12/11/2022, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa wanita tidak mengalami menstruasi setelah berhenti atau melepas KB hormonal. Kondisi ini lantas menyebabkan mereka cemas akan gangguan reproduksi, terlebih jika terbukti tidak positif hamil.

Kontrasepsi atau KB hormonal dijadikan andalan pasangan suami istri yang sedang menunda anak atau mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Manfaat lain dari KB hormonal yaitu meredakan nyeri haid dan cenderung mengurangi volume darah menstruasi (pada wanita dengan PCOS atau masalah reproduksi lain).

Baca juga: Pil KB Sebabkan Payudara Membesar, Kok Bisa?

Di Indonesia, ada beberapa jenis KB hormonal yaitu:

  1. Pil KB kombinasi
  2. Pil mini
  3. Suntik
  4. Implan atau susuk
  5. IUD hormonal

KB hormonal juga menjadi pilihan banyak orang karena wanita masih memiliki peluang besar untuk hamil setelah berhenti menggunakan kontrasepsi tersebut.

Namin, tubuh wanita umumnya membutuhkan waktu selama beberapa bulan untuk kembali ke siklus normal setelah menghentikan kontrasepsi hormonal. Sehingga, wajar jika kebanyakan wanita tidak langsung menstruasi setelah berhenti KB.

Namun, ada beberapa masalah kesehatan lain yang mungkin bisa mempengaruhi siklus haid wanita setelah melepas KB. Agar lebih paham, berikut beberapa penyebab wanita tidak menstruasi setelah berhenti KB.

 

1. Stres

Stres bisa dipicu karena kegiatan seharihari seperti pekerjaan kantor atau aktivitas di rumah. S

Selain itu, para wanita juga bisa mengalami stres berat karena peristiwa hidup, seperti kematian orang terdekat.

Stres yang tidak tertangani dapat memengaruhi keseimbangan hormon. Hal ini lantas menyebabkan siklus menstruasi wanita tidak teratur.

Baca juga: Benarkah KB Spiral Dapat Menyebabkan Gemuk?

2. Efek berat badan

Kenaikan atau penurunan berat badan yang dramatis ternyata juga memengaruhi siklus haid wanita.

Wanita yang mengalami penurunan berat badan dapat menyebabkan wanita mengalami amenore sekunder.

Ini merupakan kondisi saat seseorang mempunyai siklus menstruasi yang normal akan tetapi dirinya berhenti haid selama 3 bulan atau lebih secara berurutan.

Sementara itu, kelebihan berat badan membuat wanita memiliki tingkat jaringan adiposa yang tinggi dalam tubuh. Ini menyebabkan gangguan pada kadar hormon normal seperti insulin dan globulin pengikat hormon seks sehingga siklus menstruasi pun bisa terganggu.

3. Sindrom ovarium poliklistik (PCOS)

Salah satu penyebab paling umum dari siklus tidak teratur adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ini adalah gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau