KOMPAS.com - Sering kencing di malam hari tentu membuat kita merasa kesal, terlebih berpotensi sebabkan gangguan tidur.
Umumnya, peningkatan frekuensi kencing di malam hari disebabkan karena pertambahan usia. Namun, ada beberapa kondisi lain yang membuat Anda harus bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil, meliputi:
Baca juga: 6 Penyebab Kencing Terasa Sakit dan Panas Setelah Bercinta
Karena itu, Anda perlu memantau berapa banyak asupan cairan harian Anda.Selanjutnya catat berapa kali Anda bolak-balik ke kamar mandi.
Jika Anda buang air kecil lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sebaiknya kunjungi fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apabila tidak ditemukan masalah kesehatan tertentu, Anda mungkin dapat mengurangi frekuensi kencing di malam hari dengan mengubah gaya hidup.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi frekuensi kencing di malam hari:
Minum sebelum tidur dapat mengakibatkan buang air kecil di malam hari. Kondisi ini jika dibiarkan dapat menyebabkan Anda mengalami gangguan tidur.
Beberapa pakar menyarankan agar Anda berhenti minum air putih dua jam sebelum tidur. Dengan cara ini, Anda tidak akan kelebihan cairan dan harus bolak-balik ke toilet.
Baca juga: 6 Cara Mengobati Infeksi Saluran Kencing dengan Obat dan Secara Alami
Minuman mengandung alkohol dan kafein dapat menyebabkan Anda sering kencing, terlebih jika dikonsumsi pada malam hari.
Diketahui, alkohol dan kafein merupakan stimulan kandung kemih. Untuk itu, batasi atau hindari minuman beralkohol dan kafein.
Jika Anda mengonsumsi obat-obatan diuretik untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan kaki, atau penyakit jantung, sebaiknya minum pada sore hari.
Dengan begitu, obat tersebut tidak akan meningkatkan frekuensi kencing pada malam hari.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan apakah obat diuretik dapat dikonsumsi beberapa jam sebelum tidur.
Selama tidur nyenyak, tubuh kita menghasilkan hormon antidiuretik. Hal ini memungkinkan kita untuk menahan lebih banyak cairan dalam semalam.
Namun, orang dengan gangguan tidur sleep apnea tidak dapat tidur nyenyak, sehingga tubuh mereka tidak memproduksi hormon antidiuretik yang cukup.
Selain itu, penurunan kadar oksigen selama episode apnea memicu ginjal mengeluarkan lebih banyak air.
Karena itu, orang dengan gangguan tidur sleep apnea sebaiknya segera melakukan pengobatan demi cegah terlalu sering ke toilet pada malam hari.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda, Waspadai Sering Kencing dan Haus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.