KOMPAS.com - Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang memiliki bau atau aroma yang khas.
Bau pada vagina adalah kondisi yang normal dan biasanya tidak menyengat hingga membuat Anda terganggu.
Baca juga: Penyebab Vagina Terasa Nyeri dan Cara Mengatasinya
Namun, aroma atau bau vagina dapat berubah menjadi amis, menyengat, dan cenderung busuk karena infeksi bakteri yang disebut dengan vaginosis bakterialis.
Vaginosis bakterialis kerap menyerang wanita berusia 15-40 tahun, baik yang sudah berhubungan seksual (penetrasi) ataupun yang belum.
Dilansir dari Healthline, vaginosis bakterialis dipicu akibat ketidakseimbangan bakteri pada vagina.
Hal ini berarti, lebih banyak bakteri jahat atau anaerob (umumnya jenis bacteroides dan peptococcus) dibanding bakteri baik atau lactobacillus di dalam vagina.
Selain vagina bau amis, vaginosis bakterialis juga ditunjukkan dengan gejala lain, meliputi:
Ada beberapa faktor risiko yang membuat wanita berpotensi mengalami vaginosis bakterialis, meliputi:
Baca juga: 5 Cara Merawat Vagina agar Kencang dan Awet Muda Tanpa Operasi
Vaginosis bakterialis memang membuat vagina kurang optimal, bahkan mengakibatkan keluarnya darah usai berhubungan seks.
Namun, vaginosis bakterialis bukan termasuk penyakit menular seksual
Infeksi ini dapat berkembang menjadi penyakit menular seksual apabila tidak segera ditangani atau diobati.
Selain itu, vaginosis bakteriakis juga berpotensi memicu kelahiran prematur, berat badan lahir yang rendah, hingga membuat wanita mengalami penyakit radang panggul.
Karena itu, Anda sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis kelamin apabila menemui ciri-ciri vaginosis bakterialis, seperti vagina bau amis dan sering gatal-gatal.
Baca juga: 5 Ciri-ciri Vagina Tidak Sehat, Wanita Perlu Tahu