Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keringat Berlebihan pada Anak, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 14/12/2022, 06:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orangtua mungkin merasa khawatir saat anak-anaknya mengeluarkan keringat secara berlebihan.

Ya, setiap anak memang memiliki kondisi hormon yang berbeda-beda yang bisa menyebabkan keringat berlebihan atau hiperhidrosis.

Keringat berlebihan pada anak-anak juga disebabkan karena faktor lingkungan dan fisik, seperti pakaian yang tebal, cuaca panas, dan aktivitas yang berat.

Baca juga: Tanda-tanda Keringat Tidak Normal Jadi Petunjuk Kondisi Kesehatan

Umumnya, produksi keringat akan berkurang saat si kecil berganti pakaian atau pindah ke tempat yang lebih dingin, dan berisitirahat.

Namun, orangtua perlu waspada jika anak terus menerus mengeluarkan keringat berlebihan meski sudah melakukan beberapa cara di atas.

Keringat berlebihan pada anak, apakah berbahaya?

Keringat berlebihan pada anak juga bisa menandakan kondisi yang berbahaya atau si kecil ternyata mengidap penyakit kronis tertentu.

Beberapa penyakit kronis yang bisa ditandai dengan keringat berlebihan, antara lain:

  • Gangguan tiroid

Gangguan tiroid pada anak merupakan kondisi ketika fungsi kelenjar tiroid menurun atau tidak berfungsi sejak lahir.

Gangguan tiroid yang paling sering terjadi pada anak yaitu hipotiroid (kongenital dan bawaan). Gejalanya adalah sebagai berikut:

  1. napas cepat
  2. peningkatan detak jantung
  3. keringat banyak
  4. sering tidur atau tidur dalam waktu yang lama
  5. sembelit
  6. kulit kuning.
  • Diabetes

Diabetes pada anak adalah penyakit kronis yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Jenis diabetes pada anak yang paling sering adalah diabetes tipe 1 karena faktor genetik atau autoimun.

Selain keringat berlebihan, diabetes juga ditandai dengan gejala seperti:

  1. sering haus
  2. sering kencing
  3. berat badan turun secara drastis walaupun si kecil banyak makan
  4. kelelahan kronis.

Baca juga: 8 Penyebab Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

  • Gagal jantung kongestif

Dilansir dari Yankes Kemkes, gagal jantung kongestif terjadi ketika seseorang mengalami gagal jantung kiri yang kemudian diikuti oleh gagal jantung kanan yang terjadi secara bersamaan.

Seorang anak yang mengalami gagal jantung kongestif bisa merasakan gejala-gejala, seperti:

  1. kelelahan kronis, terutama setelah melakukan aktivitas fisik
  2. kenaikan berat badan secara signifikan
  3. sering buang air kecil terutama pada malam hari
  4. keringat berlebihan.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Dilansir dari Everyday Health, anak-anak dapat mengalami hipertensi karena konsumsi obat-obatan tertentu dam penyakit langka yaitu pheochromocytoma (tumor kelenjar adrenal) atau neuroblastoma (tumor otak).

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau