Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
dr. Andi Raga Ginting, M.Ked, Sp.PD, K-R
Dokter

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi

Membongkar 8 Mitos Penyakit Reumatik

Kompas.com - 11/07/2023, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai penyakit reumatik, kali ini kita akan membongkar sejumlah mitos yang sering beredar di masyarakat dan meluruskan dengan fakta berbasis penelitian tentang penyakit reumatik.

Sekilas mengingatkan kembali penyakit reumatik adalah suatu istilah umum untuk sekelompok penyakit dan kondisi yang memengaruhi sendi, otot, tulang dan jaringan sekitarnya.

Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering disalahpahami. Di antaranya banyak percaya penyakit reumatik hanya penyakit tunggal, yaitu suatu artritis reumatoid. Padahal penyakit reumatik mencakup lebih dari 100 kondisi dan penyakit berbeda.

Banyak mitos yang beredar seputar penyakit reumatik yang bisa merusak presepsi dan memengaruhi penanganannya. Mari kita mulai membahas satu per satu.

Mitos 1: Mandi malam menyebabkan penyakit reumatik

Faktanya: Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa sering mandi malam dapat menyebabkan reumatik.

Namun pada penderita reumatik, mandi malam terutama dengan air dingin dapat memperburuk gejala nyeri yang dirasakan.

Hal ini bisa terjadi karena temperatur yang dingin akan mengerutkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh untuk mencegah kehilangan panas sehingga menyebabkan gangguan aliran sinovium.

Sinovium adalah jaringan yang menutupi semua permukaan sendi yang kaya akan pembuluh darah, saraf, dan limfatik.

Salah satu saraf sensorik pada sinovium yang berespons terhadap nyeri adalah saraf nosiseptor di sekitar sendi menyebabkan sendi yang sudah terkena artritis menjadi nyeri atau kaku.

Beberapa faktor risiko penyakit reumatik seperti usia lanjut, merokok, obesitas, genetik, hormon, stres, dan konsumsi daging berlebihan.

Mitos 2: Hanya lansia yang bisa terkena penyakit reumatik

Faktanya: Frekuensi beberapa penyakit reumatik memang meningkat pada usia lanjut. Namun penyakit reumatik juga dapat memengaruhi individu di segala usia, dari anak-anak hingga dewasa.

Misalnya, Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) yang sebelumnya dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA) merupakan suatu kondisi inflamasi sendi yang berlangsung lebih dari enam minggu pada anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Selain itu, Lupus, penyakit reumatik sistemik yang dapat memengaruhi berbagai organ dan jaringan tubuh, lebih sering terjadi pada wanita muda.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau