Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit yang Bisa Diobati dengan Sel Punca

Kompas.com - 11/12/2023, 20:59 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai riset yang dilakukan menunjukkan sel punca (stem cell) berpotensi besar dalam pengobatan penyakit dan perbaikan jaringan tubuh. Terapi sel punca juga bisa menjadi pilihan pada berbagai kondisi medis yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan konvensional.

Beberapa penyakit yang diharapkan dapat diobati atau diperbaiki dengan terapi sel punca melibatkan penggantian atau perbaikan jaringan yang rusak.

Misalnya saja penyakit osteoarthritis (radang sendi), penyakit genetik pada mata retinitis pigmentosa, autoimun, gangguan saraf, diabetes, kanker darah pada anak, dan masih banyak lagi.

Walau demikian Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Sel, Prof.Amin Soebandrio mengingatkan bahwa terapi sel punca bukanlah peluru ajaib yang bisa menyembuhkan semua penyakit.

"Stem cell prinsipnya bukan seperti minum obat parasetamol yang akan menyembuhkan penyakit. Stem cell diberikan ke tubuh pasien dan diharapkan membuat tubuh bisa memperbaiki diri sendiri," paparnya.

Baca juga: Menanti Pemanfaatan Luas Terapi Sel Punca untuk Pengobatan

Ia melanjutkan, stem cell akan merangsang lingkungan di sekitar organ dan mengeluarkan beberapa komponen sehingga tubuh pasien akan memperbaiki diri.

"Makanya efeknya bisa jangka panjang," ujar Prof.Amin.

Terapi sel punca bisa dipakai untuk memperbaiki kerusakan karena trauma, penyakit degeneratif, kelainan genetik, atau pun infeksi yang sulit diobati.

Direktur laboratorium penelitian dan pengobatan sel punca ProSTEM, Cyntia Retna Sartika, mengatakan, terapi regeneratif seperti sel punca terus berkembang. Saat ini ProSTEM juga terus melakukan berbagai penelitian pemanfaatan sel punca.

"Beberapa penelitian dan uji klinis yang kami lakukan misalnya pada pasien yang mengalami stroke, luka bakar, alopecia, dan retinitis pigmentosa, dan hasilnya sangat baik," katanya.

Dengan fasilitas lengkap dan teknologi rekayasa yang dimiliki, ProSTEM juga menjalin kerjasama dengan para dokter dan peneliti di berbagai rumah sakit Indonesia.

Cyntia mengatakan, peresmian Advanced Cell Therapy Production Laboratory (ACT-PLab) yang terbaru diharapkan dapat mendukung perkembangan riset sel punca sehingga bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Baca juga: Manfaat Sel Punca Tali Pusat untuk Pengobatan Leukemia

Di Indonesia saat ini penggunaan sel punca masih terbatas hanya untuk riset berbasis layanan terapi. Dibanding negara maju, penelitian sel punca di tanah air masih tertinggal.

Negara-negara maju dengan fasilitas penelitian dan dukungan keuangan yang besar cenderung menjadi pemimpin dalam pengembangan sel punca.

Selain itu, pengembangan terapi ini di Indonesia juga masih terganjal regulasi dan standar yang sampai saat ini masih digodok pemerintah.

Menurut Prof.Amin, regulasi mendesak dibutuhkan untuk melindungi pasien. Masyarakat juga diminta berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan klaim penggunaan sel punca dari klinik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com