Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Susah BAB, Waspadai Gejala Kanker Usus

Kompas.com - 13/01/2024, 07:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker usus termasuk dalam tiga besar kanker terbanyak di dunia. Namun, hampir 70 persen penderitanya tidak menyadari gejalanya.

Di Indonesia, jumlah pengidap kanker usus besar terbanyak keempat setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru.

Kebanyakan pasien baru datang di stadium lanjut karena mengabaikan gejalanya.

Seperti yang dialami oleh Mpok Atiek, awalnya ia hanya merasakan sering sakit perut, kembung, dan sulit buang air besar (BAB).

"Gejala awalnya cuma perut sakit terus menerus, kayak kembung, kayak begah, kayak sembelit begitu. Terus BAB-nya kan susah, tiga hari, empat hari baru BAB setelah dikasih pelumas," ujarnya seperti dikutip dari Kompas Hype (12/11/2024).

Dikutip dari situs WHO, gejala tersering kanker usus adalah diare, sembelit, ada darah di tinja, nyeri pada perut, kelelahan, anemia, dan berat badan turun.

Kebanyakan orang juga tidak mengalami gejala yang khas saat kanker usus masih di stadium awal.

Baca juga: 14 Faktor Risiko Kanker Usus Besar yang Perlu Diwaspadai

Ada polip di usus

Kanker usus kebanyakan dialami oleh orang lanjut usia, walau bisa juga terjadi pada usia berapa pun.

Biasanya kanker dimulai dengan gumpalan kecil sel yang disebut polip yang terbentuk di usus besar. Di tahap ini biasanya tidak ada gejala yang disadari.

Polip umumnya tidak bersifat kanker, namun jaringan abnormal ini dapat berpotensi menjadi kanker apabila tidak ditangani sejak dini.

Dari polip menjadi kanker setidaknya memerlukan waktu 10 tahun sampai 15 tahun atau dengan kata lain, potensi kanker dapat terlihat sejak usia muda.

Baca juga: 24 Penyebab Sembelit Susah BAB dan Cara Mengatasinya

Pencegahan kanker usus

Pencegahan dapat dimulai dengan mengenali faktor risiko kanker usus, yaitu berusia di atas 50 tahun, ada riwayat kanker dalam keluarga, serta mengonsumsi makanan tidak sehat dan kurang buah dan sayur.

Upaya deteksi dini dapat dilakukan dengan memperhatikan pola buang air besar dan melakukan pemeriksaan ke dokter.

Jika ada yang mencurigakan, dokter akan melakukan tes lanjutan berupa kolonoskopi atau melihat isi usus besar dengan alat khusus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com