KOMPAS.com - Demam pada anak belum tentu berbahaya atau menandakan penyakit tertentu.
Demam bisa menjadi tanda bahwa sistem imun sedang merespons atau memberi perlindungan saat terdapat virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: 6 Penyebab Demam Pada Anak, Ada Infeksi Virus dan Efek Vaksin
Akan tetapi, demam bisa berbahaya dan menjadi tanda kondisi medis, seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih.
Artikel ini akan memaparkan tanda-tanda demam yang berbahaya sehingga perlu segera mendapat perawatan medis.
Berikut beberapa ciri atau tanda-tanda demam yang berbahaya pada anak:
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), secara umum anak yang demam harus segera dibawa ke doker jika suhu tubuhnya sangat tinggi atau lebih dari 39 derajat celsius.
Terlebih, jika demam tak kunjung turun setelah lebih dari 72 jam atau tiga hari.
Tanda demam berbahaya pada anak selanjutnya yaitu jika si kecil mengalami kenaikan suhu tubuh secara berulang.
Untuk diketahui, obat penurun demam dapat menurunkan suhu tubuh sementara, namun tidak mengatasi penyebab peradangan pada tubuh. Jadi anak Anda bisa saja mengalami demam sampai 2-3 hari hingga kondisinya membaik.
Namun, jika anak mengalami demam berulang atau demam pada anak berlangsung lebih dari tiga hari, sebaiknya bawa si kecil berobat ke dokter. Anak mungkin perlu mendapat obat antibiotiok untuk melawan infeksi bakteri penyebab demam.
Baca juga: Demam Pada Anak Naik Turun, Gejala Apa?
Kenaikan suhu tubuh bisa menyebabkan kejang demam pada bayi atau anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.
Dilansir dari Baby Center, kejang demam biasanya tidak berbahaya. Namun, hal ini bisa membuat orangtua dan anak merasa panik.
Jadi, segera bawa si kecil ke dokter jika mengalami kejang demam yang ditandai dengan kekakuan pada tubuh, tubuh berguncang diiringi gerakan menyentak di lengan atau tungkai, dan mata melotot.
Tanda demam berbahaya pada anak selanjutnya yaitu jika si kecil mengalami demam tanpa disertai gejala lain, seperti batuk, pilek, muntah atau diare.
Ada banyak infeksi virus yang bisa memicu demam tanpa gejala lain, misalnya roseola, yang menyebabkan kenaikan suhu t ubuh disertai ruam merah di kulit.
Infeksi saluran kemih (ISK), meningitis, dan bakterimia atau kondisi saat terdapat bakteri di dalam darah juga bisa menjadi penyebab demam tinggi tanpa gejala spesifik lainnya.
Anak demam dengan gangguan pernapasan, seperti mendengus, lubang hidung melebar, bernapas cepat, atau mengi, bisa menandakan si kecil terkena radang paru-paru atau pneumonia.
Baca juga: 10 Cara Menurunkan Demam pada Anak Sebelum ke Dokter
Jika anak mengalami demam dan tampak lemah, sering mengantuk, sulit dibangunkan, dan kehilangan kesadaran, orangtua perlu segera membawa si kecil ke IGD.
Dengan mengetahui tanda-tanda demam pada anak yang berbahaya, orangtua bisa lebih waspada akan kondisi si kecil dan segera mencari pertolongan medis yang sesuai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.