KOMPAS.com - Susu dan produk turunannya seperti keju, butter, atau es krim, termasuk dalam asupan sumber protein dan kalsium.
Sayangnya, makin tua perut kita makin kurang bersahabat dengan produk susu alias laktosa intoleran.
Laktosa adalah gula alami yang terdapat di produk susu. Menurut American College of Gastroenterology, tubuh kita bergantung pada enzim pencernaan yang disebut lactase untuk memecah laktosa menjadi gula sederhana (yang disebut glukosa dan galactose).
Usus halus kemudian akan menyerap gula tersebut sebagai nutrisi dan beredar ke seluruh tubuh lewat aliran arah.
Jika laktosa tidak dicerna dengan sempurna, senyawa ini akan pindah ke usus besar dan dipecah oleh proses fermentasi. Proses ini menimbulkan efek yang tidak nyaman di perut, misalnya saja kembung, diare, atau perut melilit.
Baca juga: Makanan Pengganti Susu untuk Anak Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa
Diperkirakan 75 persen populasi dunia kehilangan kemampuannya untuk mencerna laktosa saat usia mereka terus bertambah.
Menurut dokter naturopati Linna Goelz, pada mulanya ketika proses menyusui selesai dan manusia mulai mengonsumsi makanan padat, manusia tidak lagi mengonsumsi makanan mengandung laktosa.
"Karena manusia tidak lagi mengasup makanan berlaktosa, tubuh menyesuaikan dan secara alami mulai mengurangi produksi enzim laktase. Ini berarti kita tidak bisa mencerna produk susu dengan baik," kata Goelz.
Pengurangan secara bertahap produksi laktase ini disebut dengan lactase nonpersistance.
"Ini merupakan proses alami yang terjadi pada mayoritas populasi setelah mereka beranjak dari usia balita," kata dokter spesialis kesehatan pencernaan Janese Laster.
Ia menyebutkan, kemampuan mencerna laktosa juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika orangtua kita juga tidak tahan terhadap produk susu, kemungkinan kita juga akan mengalaminya.
Baca juga: Kapan Waktu yang Baik untuk Anak Minum Susu? Berikut Penjelasannya...
Laster mengatakan, kemampuan tubuh mencerna produk susu berbeda-beda pada tiap orang.
"Ada yang tidak bisa mencerna produk susu segar, tapi tidak bermasalah dengan keju atau yogurt. Ini dipengaruhi oleh proses fermentasi yang memecah laktosa dalam jumlah banyak," katanya.
Secara umum laktosa intoleran lebih sering ditemui pada orang dari Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika Barat, penduduk asli Amerika, serta Hispanik, karena mereka membawa mutasi gen tertentu.
Usus kita sangat rumit dan ada berbagai faktor lain yang berpengaruh pada kuat tidaknya perut kita mencerna produk susu.
Faktor lain seperti gangguan pencernaan atau penyakti Crohn, juga bisa menyebabkan laktosa intoleran.
"Faktor lain yang meningkatkan laktosa intoleran aalah infeksi, penyakit autoimun, konsumsi antibiotik, menjalani kemoterapi, atau kolik di usus. Kondisi ini menyebabkan luka di mukosa usus halus," kata Dr.Menka Gupta pakar pengobatan fungsional.
Baca juga: Kelompok Orang yang Tidak Boleh Minum Susu Sapi, Siapa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.