KOMPAS.com - Rhinitis alergi adalah penyakit alergi yang umumnya diderita pada anak-anak (usia sekolah) dan dapat terus berlangsung sampai dewasa jika tidak mendapat penanganan yang tepat.
Rhinitis berkepanjangan bisa mengakibatkan rongga sinus terinfeksi dan mengalami peradangan atau sinusitis.
Rhinitis alergi juga dapat memicu infeksi telinga bagian tengah serta polip hidung.
Demi mencegah kondisi tersebut, orangtua perlu memahami beberapa gejala rhinitis alergi serta penyebabnya berikut.
Baca juga: Rhinitis Alergi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dr. Niken Lestari, Sp. THTBKL Subs. AI (K) menjelaskan bahwa ada empat gejala klinis rhinitis alergi pada anak yang perlu orangtua ketahui.
Empat gejala rhinitis alergi yaitu bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat, terutama pada waktu tertentu dan tidak disertai demam.
"Kalau mengalami minimal dua dari empat gejala, bisa dicurigai kalau rhinitis alergi, gejalanya muncul terutama malam dan pagi hari, bedanya dengan flu bisa pagi, siang, malam dan disertai demam, kalau rhinitis muncul terutama malam dan siang hari tanpa demam," kata Niken, dilansir dari Antara, Kamis (25/4/2024).
Selain ciri khas tersebut, ada pula gejala rhinitis alergi lain yang dapat terlihat oleh mata atau dengan pemeriksaan fisik seperti:
"Selain gejala khas, bisa ditemukan gejala lain seperti telinga gatal atau rasa penuh, dapat ditemukan gangguan hidung, tidak peka penciuman, sakit kepala, tenggorokan langit-langit gatal, batuk dan gangguan tidur seperti mendengkur," tambah Niken.
Dokter Niken menganjurkan anak yang mengalami gejala rhinitis alergi untuk segera periksa ke klinik THT.
Pemeriksaan penunjang lain juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan THT terutama di hidung melalui endoskopi rongga hidung, penegakan tes alergi dengan tes cukit kulit yaitu meneteskan beberapa alergen dengan hasil yang bisa dilihat dalam 15 menit.
Baca juga: Sering Bersin di Pagi Hari? Ketahui 4 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang berisiko menderita rhinitis alergi adalah anak-anak dengan riwayat penyakit alergi pada keluarga.
Apabila ada orang tua atau saudara sekandung memiliki riwayat penyakit alergi, maka anak mempunyai risiko lebih tinggi menderita penyakit alergi termasuk rhinitis alergi.
Sementara itu, penyebab rhinitis alergi adalah alergen atau zat pencetus alergi yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, seperti tungau atau kutu debu rumah yang tak terlihat di tempat tidur, sofa atau karpet.
Penyebab lainnya adalah serbuk dari sayap serangga seperti kecoa, serbuk sari rumput dan pohon, dan bulu binatang seperti kucing dan anjing.
Agar rhinitis alergi tidak menjadi berkepanjangan, perlu ada kombinasi tata laksana mulai dari penghindaran alergen dengan kontrol lingkungan, pemberian obat-obatan, imunoterapi, dan lebih lanjut ada pembedahan jika alergi menyebabkan morbiditas penyakit lain serta edukasi.
"Kalau di rumah diketahui alergennya tungau maka ngga bisa dihindari 100 persen karena dari serpihan kulit sehingga harus kontrol lingkungan sekitar kita, kamar di bersihkan seminggu sekali, binatang peliharaan nggak ga masuk ke kamar," kata dokter Niken.
Bersamaan dengan kontrol lingkungan, pasien juga disarankan rutin cuci hidung dengan cairan garam 0,9 persen yang aman dipakai jangka panjang, diberikan obat anti histamin atau anti alergi minimal 2-4 minggu dan kemudian di evaluasi ulang.
Baca juga: Apakah Boleh Konsumsi Minuman Dingin Saat Pilek? Ini Penjelasannya