Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhinitis Alergi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 21/01/2021, 14:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Rhinitis alergi atau hay fever adalah peradangan pada bagian dalam hidung yang disebabkan oleh alergen tertentu.

Alergen sendiri adalah zat tidak berbahaya yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Rhinitis alergi merupakan kondisi yang cukup umum terjadi.

Baca juga: Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi saat Sakit Tenggorokan

Gejala rhinitis alergi

Masing-masing penderita rhinitis alergi bisa mengalami gejala yang berbeda-beda,

Tapi, gejala biasanya akan langsung muncul setelah penderita terpapar alergen atau pemicu alergi.

Melansir Health Line, gejala rhinitis alergi yang umum terjadi, meliputi:

  • Bersin
  • Pilek
  • Hidung tersumbat
  • Hidung gatal
  • Batuk
  • Tenggorokan yang sakit atau gatal
  • Mata gatal
  • Mata berair
  • Lingkaran hitam di bawah mata
  • Sering sakit kepala
  • Gejala jenis eksim, seperti memiliki kulit yang sangat kering dan gatal yang dapat melepuh dan berair
  • Gatal-gatal
  • Kelelahan yang berlebihan

Baca juga: 12 Makanan untuk Melawan Kelelahan

Beberapa gejala, seperti sakit kepala berulang dan kelelahan, mungkin hanya terjadi setelah terpapar alergen dalam jangka waktu lama.

Demam bukanlah gejala hay fever.

Beberapa orang hanya mendapatkan rhinitis alergi selama beberapa bulan karena mereka sensitif terhadap alergen musiman, seperti serbuk sari pohon atau rumput.

Sementara, orang lain dapat mendapatkan rhinitis alergi sepanjang tahun.

Kebanyakan penderita rhinitis alergi memiliki gejala ringan yang dapat diobati dengan mudah dan efektif.

Tetapi, bagi sebagian orang, gejalanya bisa parah dan terus-menerus, menyebabkan masalah tidur dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala rhinitis alergi terkadang membaik seiring berjalannya waktu, tetapi ini bisa memakan waktu bertahun-tahun dan sepertinya kondisinya tidak akan hilang sama sekali.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?

Kapan harus menemui dokter?

Seseorang dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter jika gejala rhinitis alergi yang diderita sampai mengganggu tidur, menghalangi melakukan aktivitas sehari-hari, atau berdampak buruk pada kinerja di tempat kerja atau sekolah.

Diagnosis rhinitis alergi biasanya akan didasarkan pada gejala yang dialami dan kemungkinan pemicu yang mungkin pasien perhatikan.

Jika penyebab kondisi yang dialami tidak pasti, seseorang mungkin akan dirujuk untuk tes alergi.

Penyebab rhinitis alergi

Merangkum NHS, penyebab rginitis alergi pada dasarnya adalah sistem kekebalan yang terlalu sensitive.

Jika Anda menderita rhinitis alergi, pertahanan alami Anda terhadap infeksi dan penyakit (sistem kekebalan) akan bereaksi terhadap alergen seolah-olah berbahaya.

Jika sistem kekebalan Anda terlalu sensitif, ia akan bereaksi terhadap alergen dengan memproduksi antibodi untuk melawannya.

Antibodi adalah protein khusus dalam darah yang biasanya diproduksi untuk melawan virus dan infeksi.

Reaksi alergi tidak terjadi saat pertama kali Anda bersentuhan dengan alergen.

Baca juga: Alergi: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

Sistem kekebalan harus mengenali dan "menghafalnya" sebelum memproduksi antibodi untuk melawannya. Proses ini dikenal sebagai sensitisasi.

Setelah Anda mengembangkan kepekaan terhadap alergen, itu akan dideteksi oleh antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE) setiap kali bersentuhan dengan bagian dalam hidung dan tenggorokan Anda.

Antibodi ini menyebabkan sel melepaskan sejumlah bahan kimia, termasuk histamin, yang dapat menyebabkan lapisan dalam hidung (selaput lendir) meradang dan menghasilkan terlalu banyak lendir.

Inilah yang menyebabkan gejala khas bersin dan hidung tersumbat atau meler.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?

Alergen umum

Rinitis alergi dipicu dengan menghirup partikel kecil alergen.

Alergen udara yang paling umum yang menyebabkan rhinitis alergi, yakni:

1. Tungau debu

Tungau debu rumah adalah serangga kecil yang memakan serpihan kulit manusia yang sudah mati.

Mereka dapat ditemukan di kasur, karpet, furnitur lembut, bantal dan tempat tidur.

Rinitis tidak disebabkan oleh tungau debu itu sendiri, tetapi oleh bahan kimia yang ditemukan dalam kotorannya.

Tungau debu ada sepanjang tahun, meskipun jumlahnya cenderung memuncak selama musim dingin.

2. Serbuk sari dan spora

Partikel kecil serbuk sari yang dihasilkan pohon dan rumput terkadang dapat menyebabkan rinitis alergi.

Kebanyakan pohon melakukan penyerbukan dari awal hingga pertengahan musim semi, sedangkan rerumputan melakukan penyerbukan pada akhir musim semi dan awal musim panas.

Rinitis juga bisa disebabkan oleh spora yang dihasilkan oleh kapang dan jamur.

Baca juga: 11 Tanaman Herbal untuk Menurunkan Darah Tinggi

3. Hewan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau