Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercak Merah di Wajah, Waspadai Lupus

Kompas.com - 09/05/2011, 13:30 WIB

Kompas.com - Lupus adalah penyakit autoimun yang hingga saat ini belum diketahui persis penyebabnya. Penyakit ini juga disebut peniru ulung karena gejalanya mirip dengan gejala beberapa penyakit lain. Sesama pasien lupus sangat mungkin dan sering dijumpai datang dengan keluhan awal yang berbeda.

Meski demikian ada beberapa gejala yang wajib diwaspadai sebagai lupus, yakni jika muncul bercak merah berbentuk kupu-kupu di wajah atau bagian tubuh lain.  'Indikasi yang nampak dan paling mudah dikenal adalah jika terdapat bercak merah pada wajah berbentuk kupu-kupu,' kata koordinator kampanye Lupus Karin Gresia, di Surabaya, Minggu (8/5/2011).

Bercak merah berbentuk kupu-kupu tersebut sering diderita orang yang menderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Eritematosus sendiri berarti kemerahan.

Sementara gejala lain menurutnya, sakit pada sendi dan tulang, anemia, rambut rontok, sensitif terhadap sinar matahari, cepat lelah, ruam pada kulit, dan sakit di dada bila menghirup nafas dalam.  

Jika mendapati gejala-gejala tersebut, Anda dapat langsung mendatangi dokter khusus pemerhati lupus, yakni dokter spesialis penyakit dalam konsultan, ahli hematologi, rheumatologi, ginjal hipertensi, dan alergi imunologi. Untuk menegakkan diagnosis, akan dilakukan sejumlah pemeriksaan dan uji laboratorium, serta analisa riwayat kesehatan pasien.

 'Jika tidak dikenali sejak dini, penyakit yang bisa menyerang siapa saja ini sama bahayanya dengan kanker, jantung, bahkan AIDS yang bisa mengancam jiwa penderitanya,' kata aktivis yayasan Lupus Indonesia ini saat menggelar kampanye di Taman Bungkul Surabaya.

Dalam dunia kedokteran lupus termasuk dalam penyakit autoimun. Artinya, antibodi yang terbentuk di dalam tubuh pasien justru merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah dan sel darah putih.

'Lupus bukan karena virus atau bakteri, bukan pula penyakit menular atau menurun. Namun keterlibatan genetika hormon dan lingkungan diduga sebagai penyebab kuatnya,' jelasnya.

Tanpa diketahui persis penyebabnya, kasus penyakit lupus lebih sering menyerang perempuan dibanding laki-laki.  Kisaran usia pasien yang banyak dihinggapi lupus antara 15-44 tahun. Namun, pada prinsipnya lupus dapat menyerang siapa pun dan tak terbatas usia.

Karin hanya menganjurkan, agar kita membiasakan diri dengan hidup sehat, mengkonsumsi nutrisi yang seimbang, olahraga dan istirahat yang cukup, serta menghindari situasi atau keadaan yang membuat orang mudah stres untuk antisipasi "si seribu wajah" ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau