KOMPAS.com - Asam lemak Omega 6 merupakan jenis lemak tak jenuh (unsaturated fat) yang banyak ditemukan pada minyak nabati, kacang-kacangan dan biji-bijian. Apabila dikonsumsi secukupnya, Omega-6 memberi manfaat besar bagi kesehatan terutama menjaga organ jantung dan otak.
Tetapi belakangan ini, muncul beberapa kontroversi seputar omega-6. Bahkan, beberapa penelitian mengklaim, omega-6 yang dimetabolisme dalam tubuh dapat berubah menjadi lemak yang menyebabkan kerusakan dan peradangan pada pembuluh darah. Peradangan atau kerusakan itulah yang akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteri), yang pada akhirnya memicu penyakit jantung.
Terkait hal ini, Donald Hensurd, MD, pakar pengobatan preventif dari Mayo Clinic mengatakan bahwa hal itu sama sekali tidak benar. Bahkan menurutnya, American Heart Association (AHA) telah merekomendasikan bahwa seseorang harus memenuhi 5-10 persen kalori harian dari asam lemak omega-6.
Beberapa literatur menyebutkan, kebutuhan omega-6 bagi orang dewasa sehat adalah 1-3 gram/hari, jika jumlah itu tidak terpenuhi maka berpotensi terjadi gangguan metabolisme tubuh.
Asam lemak omega-6 memiliki beberapa tipe di antaranya asam linoleat, asam gamma-linolenat dan asam arakidonat. Tubuh mengubah asam linoleat menjadi asam gamma-linolenat kemudian asam arakidonat.
Sumber makanan yang kaya akan asal linoleat misalnya beberapa minyak nabati (minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak jagung, minyak wijen dan minyak walnut), kadang-kacangan (walnut, almonds dan jambu monyet), dan biji-bijian (flax, rami, bunga matahari, wijen, dan labu). Makanan yang tinggi akan asam gamma-linolenat misalnya minyak bunga primrose evening, minyak borage, minyak biji black currant. Sedangkan makanan yang kadar asam arakidonatnya tinggi seperti daging hewan, kuning telur dan kerang.
Dalam beberapa literatur disebutkan, asupan asam lemak omega-6 juga harus diseimbangkan dengan asam lemak esensial lainnya yakni omega-3. Menurut para ahli, asam lemak omega-3 dan omega-6 memiliki fungsi yang saling berkaitan. Keduanya bekerja bersinergi memelihara kesehatan kulit, kuku, rambut, hormon, meringankan gejala asma, serta mencegah kerusakan sel pada pengidap kanker.
Yang menjadi persoalan, rasio omega-3 dan 6 yang seimbang masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Ada yang bilang 2,5 banding 1, angka 2,5 untuk omega-6 dan 1 untuk omega-3. Ada juga yang bilang 4 banding 1.
Hensurd mengatakan, jika seseorang merasa khawatir mengenai jumlah asupan omega-6 yang telah mereka konsumsi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau mengganti menu makanan yang mengandung lemak jenuh dengan pilihan yang lebih sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.