Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2013, 12:20 WIB

Kompas.com - Bangun pagi memang bukan perkara mudah bagi sebagian besar orang. Tetapi ada orang-orang tertentu yang sangat sulit tidur cepat sehingga berefek selalu terlambat bangun pagi. Jam biologis yang lebih lambat bisa jadi penyebabnya.

Sekitar 15 persen remaja mengalami kesulitan bangun pagi. Tetapi kondisi tersebut ternyata bisa bertahan seumur hidup.

Tim peneliti dari Adelaide, Australia, melakukan penelitian mengenai gangguan tidur lebih lambat tersebut. Pada orang yang memiliki gangguan itu, secara persisten mereka lebih lama tertidur di malam hari dan kesulitan bangun pagi.

Menurut ketua peneliti, Leon Lack, jam biologis orang dengan gangguan tidur tersebut ternyata berjalan lebih lambat dibanding orang pada umumnya.

"Orang yang ngantuknya terlambat itu baru bisa tertidur jam 2-3 pagi dan selambatnya jam 4 pagi. Sehingga sangat sulit bagi mereka untuk bangun pagi esoknya,"kata Lack.

Lack menjelaskan, kebanyakan orang memiliki jam biologis 24 jam yang mengontrol kapan harus tidur dan bangun, serta mengatur temperatur tubuh. Tetapi pada orang yang memang sulit tidur dalam jam normal, jam biologisnya butuh waktu lebih lama untuk melengkapi siklus tersebut. Akibatnya rasa kantuk mereka baru datang pada dini hari.

Jam biologis atau kerap disebut irama sirkadian tubuh dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti cahaya matahari. Itu sebabnya mengapa orang yang bepergian melewati zona waktu atau orang yang kerja giliran malam kerap mengalami gangguan tidur.

Paparan sinar yang terang di pagi hari menurut Lack akan membantu jam biologis tubuh untuk bangun sehingga mereka bisa tidur lebih cepat di malam hari.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com