Namun, para ahli tak lagi menyebut kedua pasien telah sembuh, sekaligus menyatakan pengobatan tetap bukan pilihan untuk mayoritas pasien HIV/AIDS. Penemuan tersebut dipaparkan di konferensi International AIDS Society yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kedua pria, yang identitasnya tidak disebutkan, sebelumnya telah menjalani terapi pengobatan antiretroviral (ARV) selama bertahun-tahun, sampai kemudian mereka didiagnosis menderita kanker getah bening. Mereka berdua lalu menjalani kemoterapi intensif, yang kemudian diikuti dengan transplantasi sumsum tulang belakang untuk pengobatan kanker itu.
Selama kemoterapi dan setelah transplantasi, mereka tetap menjalani terapi ARV. Empat bulan setelah transplantasi, dokter masih menemukan jejak HIV di darah kedua pasien. Tetapi enam sampai sembilan bulan kemudian, tak ada lagi virus terdeteksi.
"Karena temuan tersebut, kami pikir dibenarkan untuk melepaskan mereka dari terapi (ARV) untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Dr Timothy Henrich, yang melakukan uji klinis.Namun, ujar Henrich, pada sebagian besar orang yang juga mengidap HIV, penghentian terapi ARV setelah sekian lama menjalaninya akan mendatangkan kembali virus itu dalam selang dua hingga empat pekan setelah terapi dihentikan.