Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2013, 14:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronik yang tidak bisa disembuhkan sehingga penyandangnya perlu menjalani pengobatan seumur hidup. Sayangnya belum semua penyandang diabetes mendapat pengobatan yang adekuat sebagai tindak pengelolaan penyakit yang tepat.

Dalam pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Pradana Soewondo, Sp.PD-KEMD mengatakan, akses pelayanan kesehatan yang rendah menyebabkan banyak penyandang DM belum mendapat pengobatan yang adekuat. Salah satu pemicu rendahnya akses layanan kesehatan adalah rendahnya cakupan jaminan kesehatan.

Maka menurut dia, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan digulirkan tahun 2014 mendatang akan memberikan harapan baru bagi penyandang DM untuk memperoleh pengobatan yang makin baik.

"Dengan diterapkan JKN, jelas akan memberikan harapan besar bagi penyandang DM, baik yang saat ini sudah terdiagnosis maupun yang belum, untuk memperoleh pelayanan yang lebih komprehensif dan holistik," papar Pradana, Sabtu (7/9/2013) di Jakarta.

Diketahui, jumlah penyandang DM diperkirakan sebanyak 7,6 juta atau 4,8 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, 4,3 persennya kemungkinan belum terdiagnosis. Dan sebagian besar di antaranya belum mendapatkan pengelolaan dengan baik.

Kendati begitu, Pradana tidak menampik adanya komentar tentang kekhawatiran keberlangsungan konsep JKN dalam memberikan jaminan kesehatan secara komprehensif dan holistik pada peserta JKN.

Karena itu, menurutnya, Kementerian Kesehatan juga harus mempunyai kebijakan yang konkrit, inovatif, dan kreatif dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif sehingga penyandang DM sadar untuk menjaga kesehatannya.

Pradana memaparkan, salah satu program Kemenkes dalam upaya promosi dan prevensi penyakit tidak menular (PTM), khususnya DM adalah mengembangkan program pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM). Posbindu PTM merupakan kegiatan masyarakat dalam upaya mengendalikan dan memelihara masalah kesehatannya sendiri, khususnya faktor risiko tidak menular, seperti berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan merokok.

"Posbindu merupakan program efektif bagi masyarakat untuk bisa memperoleh edukasi," tandas dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Divisi Metabolik Endokrin ini.

Menurutnya, edukasi merupakan faktor terpenting untuk menekan jumlah penyandang DM. Sayangnya sampai saat ini tingkat pengetahuan pasien dalam pengelolaan DM masih sangat terbatas, dan perilaku sehat juga belum terlaksana secara optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau