Hanya saja, ada mitos yang beredar kebiasaan ini dapat memicu pengapuran pada sendi. Keadaan tersebut tentu merugikan karena akan membuat sendi menjadi tidak elastis sehingga menyulitkan untuk bergerak.
Menurut pakar ortopedi dari Rumah Sakit Premier Bintaro dr Fachrisal Ipang, "membunyikan" sendi sebenarnya tidak memberikan dampak mengurangi rasa pegal yang sebenarnya disebabkan oleh penumpukan asam laktat. Serta, kebiasaan itu bukanlah pemicu pengapuran sendi.
"Pengapuran sendi tidak dipicu oleh kebiasaan itu, melainkan oleh tulang rawan sendi yang habis. Padahal sendi butuh kestabilan, makanya tubuh membentuk pengapuran di daerah tersebut," jelasnya.
Kendati demikian, Fachrisal tidak menyarankan untuk meneruskan kebiasaan tersebut. Pasalnya meski tidak memicu pengapuran, namun kebiasaan tersebut dapat menyebabkan renggangnya ligamen.
Ligamen merupakan jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Ligamen yang longgar, kata dia, akan membuat tulang mudah bergeser dari sendi.
Sementara itu, dr Lukman Shebubakar, pakar bedah ortopedi RS Premier Bintaro mengatakan, bunyi yang terjadi saat sendi "dipatahkan" itu sebenarnya adalah pelepasan udara-udara di cairan sendi. Maka kebiasaan itu tidak akan berdampak pada pengurangan rasa pegal ataupun perbaikan cedera apapun.
Sendi merupakan bagian tubuh manusia yang penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari karena memiliki peran besar dalam mobilitas. Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.