KOMPAS.com - Terbatasnya kondisi fisik seseorang seringkali menimbulkan rasa khawatir bagi mereka yang hidup di sekelilingnya. Tak jarang, keterbatasan itu menimbulkan perlakukan atau perlindungan yang berlebihan.
Hal serupa terjadi pada penderita tulang rapuh yang disebut osteogenesis imperfecta (OI). Kondisi tulang yang mudah patah di bagian manapun tanpa sebab yang jelas, kerap membuat banyak orang di sekelilingnya khawatir. Akibatnya, penderita OI diberi perlindungan ekstra, baik larangan tidak boleh keluar atau terpapar sinar matahari hingga kewajiban membungkus seluruh tubuh.
Padahal, penderita OI harus memperoleh cukup paparan sinar matahari. Sinar matahari penting untuk membantu tubuh menyerap kalsium, yang merupakan penyusun utama tulang.
"Tanpa sinar matahari, kalsium tidak bisa diserap tubuh. Keberadaan sinar matahari tidak bisa digantikan suplemen vitamin D," kata ahli kesehatan tulang dari Royal Children Hospital, Melbourne, Australia, Dr. Margaret Zacharin.
Oleh karena itu, Margaret menyarankan penderita OI mendapat cukup paparan sinar matahari terutama saat pagi hari. Paparan sinar tentu harus dibarengi terapi gerak, misalnya dengan berenang. Bergerak aktif akan meningkatkan massa tulang, yang diharapkan juga menstimulasi pertumbuhan tulang pada penderita OI.
"Dengan cara ini maka pertumbuhan tulang penderita OI tidak semakin mengecil, hingga akhirnya rapuh dan mudah patah. Paparan sinar matahari dan keaktifan diharapkan bisa meninimalkan efek OI pada penyakit kronis ini," kata Margaret.
Pengobatan tentu tidak boleh dilupakan dalam menghadapi penyakit akibat yang bisa diturunkan ini. Margaret menyarankan pemberian zolendronat dibanding pamidronat. Zolendronat merupakan golongan biphosponat yang bisa memperbaiki kepadatan mineral tulang. Zolendronat diberikan dengan frekuensi 4 bulan sekali selama 4-5 tahun.
"Obat ini diberikan melalui infus dan tidak menimbulkan efek samping, kecuali demam atau mual saat pertama pemberian. Kandungan bisphosponat akan memperbaiki kepadatan mineral tulang, sehingga tidak mudah patah," kata Margareth.
Pemberian harus dilakukan sejak usia penderita OI belum beranjak puber. Usia yang masih dini memungkinkan untuk meningkatkan massa, kepadatan, serta mengoreksi struktur tulang yang bengkok. Bila terus berlangsung, maka penderita OI bisa tumbuh seperti anak lainnya, kendati sebagian bertubuh lebih pendek.
"Ingat 40-50 persen total pembentukan tulang terjadi saat pubertas. Sebelum saat itu tiba pastikan tulang memperoleh asupan yang cukup. Bila bisa terlewati dengan baik, maka tulang penderita OI bisa tumbuh dengan baik," kata Margareth.
Lebih lanjut Margaret mengatakan, OI terbagi tiga berdasarkan tingkat keparahan yaitu ringan, sedang, dan parah. Hal ini bergantung pada kerapuhan tulang akibat mutasi gen pengkode prokolagen tipe I (COL1A1 dan COL1A2) yang menyebabkan minimnya produksi kolagen.
"Terlepas dari kuat atau lemahnya tulang, setiap orang wajib mengetahui tentang OI. apalagi OI mengakibatkan penderitanya rentan mengalami keterlambatan tumbuh kembang, hingga 5 tahun" kata Margareth.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.