KOMPAS.com — Generasi muda Indonesia ternyata lebih takut hamil dibandingkan tertular berbagai penyakit akibat berhubungan seksual tanpa pengaman, termasuk terinfeksi HIV. Hal ini bisa dilihat pada survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPA-Nasional), yang dilakukan pada remaja berusia 18-24 tahun pada 2013.
Pada survei ini, hanya 4 persen remaja pria dan wanita yang mengaku takut terinfeksi virus dan penyakit mematikan, misalnya HIV dan AIDS. Sementara sisanya lebih takut pada kehamilan yang tidak diinginkan. Padahal,
virus HIV penyebab AIDS menyerang kekebalan tubuh sehingga korbannya lebih mudah terinfeksi penyakit lain.
Hal ini tentu memprihatinkan, apalagi data dari KPA Nasional hingga Juni 2013 menunjukkan ada 1.996 kasus infeksi HIV baru pada usia 15-24 tahun. Sementara jumlah penderita penyakit AIDS sejak 2008 hingga Juni 2013 adalah 28,8 persen penduduk Indonesia pada rentang usia 20-29 tahun.
Menurut dr Ulul Albab dari Persatuan Anggota Muda Obstetri dan Ginekologi (PAOGI), fenomena ini merupakan sinyal pentingnya memberikan edukasi soal penggunaan pengaman saat berhuhungan seksual. Kondom ini tentunya tidak lantas melegalkan seks pranikah pada generasi muda, tetapi bertujuan melindungi diri dan pasangan dari berbagai penyakit mematikan.
"Ingat infeksi virus HIV tidak langsung ketahuan. Infeksi ini butuh waktu 5 tahun sebelum terlihat. Bila diketahui positif HIV pada usia 20 tahun, infeksinya sejak usia 15 tahun. Virus ini juga menyerang tanpa pandang usia," katanya pada seminar Lindungi Generasi Muda dari HIV/AIDS pada Senin (25/11/2013).
Minimnya pengetahuan remaja tentang HIV dan AIDS juga diakui Koordinator Pelaporan KPA Nasional, Djadjat Sudrajat. Dalam suatu survei yang dilakukan di suatu sekolah di Jakarta, kurang dari 50 persen siswa yang mengetahui HIV dan AIDS dengan benar. Umumnya, pengetahuan diperoleh dari berbagai info dan stigma di seputar masyarakat, yang belum diyakini kebenarannya.
Hal ini diperkuat survei yang menyatakan, 84 persen remaja di Jakarta memerlukan info seputar HIV dan AIDS yang mampu menjawab keingintahuannya. "Anggapan seks atau kondom adalah sesuatu yang tabu masih berlaku di masyarakat. Padahal keduanya harus diajarkan sejak dini sehingga remaja bisa tahu dan membentengi diri dari pengaruh buruk berhubungan seks dini," kata Djadjat.
Terinfeksi HIV maupun hamil di luar nikah sebetulnya sama-sama menimbulkan risiko bagi masa depan remaja akibat hubungan seks dini. Namun, risiko keduanya bisa ditekan bila remaja mengetahui perihal kesehatan reproduksi dan penggunaan kontrasepsi, termasuk kondom, saat berhubungan seksual. Ulul mengatakan, edukasi tentang seks dan kondom sampai saat ini selalu disambut antusias.
"Tentunya kita tidak hanya membawa masalah kondom, tapi juga kesehatan reproduksi dan infeksi HIV. Kami sudah melakukan di 5 SMA di Jakarta dan selalu disambut antusias. Kami akan melakukannya di SMA lain, termasuk di luar Jakarta," kata Ulul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.